https://madiun.times.co.id/
Kopi TIMES

Plagiasi: Berhala yang Harus Dimusnahkan

Senin, 18 September 2023 - 15:28
Plagiasi: Berhala yang Harus Dimusnahkan Tika Fitriyah, M.Hum, Pengajar Bahasa Arab di Prodi Bahasa dan Sastra Arab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

TIMES MADIUN, YOGYAKARTA – Kualitas pendidikan di Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Maraknya kasus plagiasi yang terjadi dari tahun ke tahun justru dilakukan oleh para pendidik dengan gelar dan jabatan akademik yang tinggi. 

Kondisi ini semakin lama semakin tidak bisa lagi dihitung oleh tangan. Seiring dengan banyaknya tugas yang dibebankan pada para pendidik. Beban kerja dan tuntutan institusi yang terlalu berat membuat oknum-oknum berdasi ini rela melewati jalan tikus. Tanpa disadari bahwa di ujung jalan tikus ada banyak kamera yang memergoki mereka yang sedang melakukan tindakan kotor tersebut. 

Pendidik sebagai penggerak utama dalam dunia akademik seharusnya diberikan tanggungjawab yang lebih besar pada peserta didiknya, bukan pada aspek-aspek yang di luar itu. Seperti misalnya hal-hal yang bersangkutan dengan administrasi baik yang bersifat individu ataupun kelembagaan. 

Dalam lingkup perguruan tinggi, dosen sebagai pendidik memiliki tugas Tridharma yang meliputi pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Sayangnya dalam realitasnya, beban kerja dosen ternyata tidak sesederhana itu. Sehingga berbagai cara dilakukan oleh oknum tertentu untuk bisa memenuhi semua tugas yang diembankan atau agar bisa naik dengan cepat walaupun dengan menginjak kepala dan kaki rekannya. 

Plagiasi, dengan alasan apapun tentu bukan merupakan tindakan terpuji. Dalam hal ini, pendidik harus menjadi garda terdepan yang memberikan contoh terpuji bagi para peserta didiknya. “Jika keruh di hulu, tak dapat tidak di hilir keruh juga.” Barangkali itu lah peribahasa yang tepat untuk menggambarkan betapa pentingnya kejujuran seorang pendidik dalam bentuk karakter peserta didiknya. 

Barangkali hal sederhana yang bisa dilakukan adalah seperti mengecek tugas artikel peserta didik dengan menggunakan alat ataupun perangkat lunak yang bisa mendeteksi kemiripan tulisan; juga selalu membekali peserta didik dengan kesadaran akan pentingnya kejujuran akademik.

Sehingga mereka terbiasa untuk menghargai karya orang lain dengan cara mengutip karyanya. Bukan dicuri secara keseluruhan ataupun hanya gagasan-gagasannya saja tanpa menggunakan kutipan. 

Barangkali, pendidik juga harus mulai melakukan introspeksi diri karena plagiarisme juga banyak dilakukan oleh peserta didik karena mereka dalam posisi terdesak. Oleh karena itu, rasionalisme durasi pengerjaan tugas juga harus diberlakukan agar mereka tidak mengambil jalan pintas untuk melakukan plagiat. 

Penugasan dalam bentuk makalah sebenarnya merupakan salah satu hal penting yang harus dilakukan oleh pembelajar agar kemampuannya dalam mengekspresikan ide bisa berkembang, juga sebagai salah satu cara mengembangkan dan mewariskan ilmu yang dipelajarinya. 

Oleh karena itu, menulis dan menghargai karya orang lain memiliki kepentingan yang sama. Mengotori hal baik tersebut dengan tindakan mengakui karya orang lain sebagai karyanya sendiri hanya akan mencemari luhurnya nilai pendidikan itu sendiri.

Semua orang yang terlibat dalam dunia pendidikan harus menjadi cermin wajah pendidikan Indonesia. Maka, jika wajahnya buruk jangan kemudian cerminnya yang harus dihancurkan. Tapi yang harus dipercantik adalah wajahnya. 

Pendidik dan peserta didik harus bersinergi dalam mempercantik cermin pendidikan Indonesia dengan meningkatkan kualitas tulisan dan menghargai tulisan orang lain. Dalam kacamata seorang mukmin, barangkali plagiasi merupakan berhala yang harus dimusnahkan. Bukan malah membenarkan hal tersebut dengan menggunakan dalil-dalil keagamaan.

***

*) Oleh : Tika Fitriyah, M.Hum, Pengajar Bahasa Arab di Prodi Bahasa dan Sastra Arab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

Pewarta :
Editor : Hainorrahman
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Madiun just now

Welcome to TIMES Madiun

TIMES Madiun is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.