TIMES MADIUN, JAKARTA – Jepang dikenal sebagai negara yang memiliki indeks usia yang pajang serta sehat. Rata-rata angka kematian di negara tersebut diatas 90 tahun. Hal itu tak lepas dari kebiasaan warga yang selalu menerapkan gaya hidup sehat utamanya dengan menjaga pola makan. Di Jepang ada yang namanya program shokuiku.
Program tersebut merupakan edukasi makan yang dibuat sesuai dengan pedoman diet sehat.
Program ini diluncurkan oleh pemerintah Jepang berdasar kolaboratif dari tiga kementerian sekaligus, yaitu Kemeterian Kesehatan, Kementerian Pendidikan, Kementerian Pertahian Kehutanan dan Kelautan.
Konsep program shokuiku sebenarnya sederhana, yaitu meningkatkan kualitas hidup yang dimulai dari sisi kesehatan, budaya dan lingkungan.
Program ini bahkan diterapkan di semua jenjang sekolah, mulai taman kanak-kanak hingga sekolah menengah atas.
Lalu seperti apa program shokuiku?
Menikmati makanan
Setiap orang di Jepang menganggap makan tak sekadar memenuhi kebutuhan hidup karena lapar, tapi juga harus bisa menikmati setiap suapan yang masuk ke dalam mulut.
Tak itu saja, setiap anggota keluarga juga diharapkan dapat menikmati proses membuat makanan dengan memasak. Dengan begitu seluruh anggota keluarga bisa terlibat dan saling membantu saat ibu memasak di dapur.
Makan teratur
Dikenal sebagai negara tang selalu on time, demikian juga dalam urusan makan. Warga Jepang juga menerapkan makan tepat waktu.
Mereka makan tiga kali dalam sehari, pagi, siang dan malam. Namun biasanya mereka menghindari makan malam di atas jam 6.
Memperhatikan gizi seimbang
Sangat penting bagi warga Jepang untuk memperhatikan asupan gizi seimbang pada setiap sajian makanan.
Melalui program shokuiku, warga terus diedukasi apa saja makanan bergizi seimbang termasuk bagaimana cara mengolahnya supaya gizi pada makanan tidak terbuang karena proses memasak yang salah.
Sayur, buah, kacang-kacangan dan ikan menjadi bahan makanan yang paling diutamakan. Tak terkecuali karbohidrat yang didapat dari nasi. Seperti di Indonesia, makanan utama warga jepang adalah nasi.
Hargai kultur makanan dan sumber pangan lokal
Warga Jepang sangat menghargai warisan leluhur mereka. Termasuk soal bahan pangan yang dimakan sehari-hari. Mereka akan makan makanan yang dihasilkan dari petani lokal, yang selalu disesuaikan dengan musim.
Awasi asupan garam, gula dan lemak
Program shikuiku juga mengingatkan pembatasan penggunaan garam, gula dan lemak jahat pada makanan. Diketahui tiga bahan itu merupakan sumber penyakit.
Jaga berat badan
Program ini juga mengajak warganya untuk rutin mengukur berat badan secara mandiri. Artinya harus ada kemauan diri sendiri untuk selalu menimbang berat badan secara periodik.
Jika berat badan berlebih, maka disanrankan untuk berolahraga dan diet ketat. Namun diet yang dilakukan bukan sembarang diet, sebelumnya mereka harus berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk penanganan atau diet yang tepat.
Wah ternyata menarik ya program shokuiku di Jepang, bisa nih kita terapkan untuk hidup lebih sehat. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Bisa Dicontoh Program Shokuiku Pola Makan Ala Jepang yang Aman untuk Diet
Pewarta | : Dhina Chahyanti |
Editor | : Dhina Chahyanti |