https://madiun.times.co.id/
Ekonomi

BRICS Update: Iran dan Lima Negara Arab Siap Bergabung

Minggu, 30 April 2023 - 09:35
BRICS Update: Iran dan Lima Negara Arab Siap Bergabung Pemimpin negara BRICS saat foto bersama pada 2019 lalu. Kiri ke kanan; Xi Jinping, Vladimir Putin, Jair Bolsonaro, Narendra Modi and Cyril Ramaphosa. (Sputnik/Alexey Nikolsky/Kremlin via Reuters)

TIMES MADIUN, MALANG – Iran, Mesir, Arab Saudi, Aljazair, Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain secara resmi meminta untuk bergabung dengan kelompok negara BRICS (Brazil, Russia, India, China, and South Africa).

Permintaan resmi tersebut disampaikan sebelum pertemuan puncak kelompok negara yang tergabung dalam BRICS di Afrika Selatan pada awal Juni 2023.

Dengan permintaan resmi tersebut, berarti sudah 19 negara yang menyatakan akan bergabung dengan blok pasar global BRICS.

Menurut Anil Sooklal, Duta Besar Afrika Selatan untuk BRICS, sampai saat ini tiga belas negara secara resmi telah mengajukan permohonan untuk bergabung.

"Ada enam negara yang sudah meminta secara informal,” katanya.

Sementara Menteri Luar Negeri Afrika Selatan Naledi Pandor menegaskan minat negara untuk masuk BRICS juga sangat besar.

Dia mengungkap sudah ada 12 surat dari sejumlah negara untukbergabung. Diantaranya adalah Argentina, Meksiko, dan Nigeria.

Untuk diketahui, pertemuan puncak tahunan BRICS akan di Cape Town, Afrika Selatan pada Juni 2023. Menteri luar negeri lima negara anggota ini BRICS sudah mengonfirmasi kehadiran mereka. Yakni dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan.

Sampai saat ini, kelompok negara BRICS menyumbang lebih dari 40 persen populasi global dan sekitar seperempat dari PDB global.

Perkiraan pertumbuhan ekonomi BRICS akan menyalip ekpektasi pertumbuhan ekonomi kelompok G7 yang dalam dua tahun terkahir belakang mengalami penurunan serius.

Mata uang BRICS

Beberapa saat lalu, Wakil Ketua Duma Negara Rusia, Alexander Babakov mengungkap BRICS sebenarnya sudah mulai mengembangkan mata uang baru untuk mengganti Dollar AS.

Perkembangan tersebut akan dipresentasikan pada pertemuan puncak itu menyusul maraknya sejumlah negara yang mulai melakukan dedolarisasi.

“Transisi penyelesaian dalam mata uang nasional adalah langkah pertama. Langkah selanjutnya adalah menyediakan sirkulasi digital atau bentuk lain dari mata uang baru dalam waktu dekat. Saya pikir di BRICS [KTT di Cape Town nanti), kesiapan untuk mewujudkan proyek ini akan diumumkan," kata Babakov di sela forum Russian-Indian Strategic Partnership for Development and Growth Business Forum beberapa saat lalu.

Fenomena dedolarisasi ini merebak usai kebijakan AS dengan menaikkan suku bunganya lewat Federal Reserve AS (FED) dan upaya untuk menjadikan dolar sebagai 'senjata baru' mereka serta lewat sejumlah sanksi keuangan.

Disamping alasan itu, saat ini negara barat (di luar anggota BRICS), terutama sejumlah negara di Eropa, sedang menghadapi krisis energi akibat sanksi mereka terhadap pasar energi Rusia karena alasan invasi ke Ukraina dan aksi sabotase AS terhadap pipa Nordstream.

Pewarta : Rizky Kurniawan Pratama
Editor : Faizal R Arief
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Madiun just now

Welcome to TIMES Madiun

TIMES Madiun is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.