TIMES MADIUN, BANDUNG BARAT – style="margin-right:5px">Di tengah meningkatnya aktivitas wisata pada libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru), Kementerian Pariwisata RI (Kemenpar RI) melakukan pemantauan langsung di Destinasi Wisata Orchid Forest Cikole, Kabupaten Bandung Barat.
Pemantauan ini difokuskan pada pengelolaan arus kunjungan wisatawan, kesiapan fasilitas, pengamanan kawasan, serta keterlibatan masyarakat lokal dalam mendukung aktivitas pariwisata di kawasan wisata alam.
Pemantauan dipimpin Ketua Tim Peninjauan Nataru Kota Bandung dari Kemenpar RI, Anwari Masatip yang juga menjabat sebagai Direktur Politeknik Pariwisata NHI Bandung.
Anwari Masatip menjelaskan bahwa pemantauan lapangan ini merupakan tindak lanjut arahan langsung Menteri Pariwisata untuk memantau secara langsung penyelenggaraan pelayanan wisata selama periode libur Nataru, khususnya di destinasi wisata alam dengan lonjakan kunjungan.
Selain meninjau aktivitas di dalam kawasan Orchid Forest Cikole, tim juga melakukan pemantauan di Pos Pengamanan dan Pelayanan Perayaan Natal dan Tahun Baru 2025 Polres Cimahi yang berada di pintu masuk destinasi.
Berdasarkan hasil pemantauan, terjadi peningkatan volume kendaraan sekitar 22 persen dibandingkan hari biasa. Tercatat sempat terjadi insiden kecelakaan lalu lintas ringan, namun dapat segera ditangani oleh petugas di lapangan tanpa mengganggu kelancaran arus lalu lintas secara signifikan.
Perwakilan pengelola Orchid Forest Cikole, Dimas Rahmadiyan Budiarto selaku Strategic HR & Operations Leader, menyampaikan bahwa selama libur Nataru terjadi peningkatan jumlah pengunjung hingga sekitar 40 persen.
Pada hari puncak kunjungan, jumlah wisatawan mencapai sekitar 2.000 orang per hari. Untuk mendukung operasional, Orchid Forest mengoptimalkan sekitar 150 pegawai yang terdiri dari staf operasional, pemandu wisata, dan petugas kebersihan, dengan penyesuaian jam kerja serta penerapan lembur tanpa penambahan personel baru.
Dalam aspek manajemen pengunjung, Orchid Forest Cikole menerapkan pengaturan alur kunjungan dari area atas menuju area bawah. Sebagai bentuk peningkatan layanan, disediakan shuttle bagi pengunjung untuk kembali ke area parkir atas, sehingga wisatawan tidak perlu berjalan kembali dan pergerakan pengunjung tetap tertib.
Sebagai kawasan wisata yang berada di wilayah Perhutani, pengelolaan Orchid Forest Cikole juga memperhatikan aspek regulasi kehutanan dan keberlanjutan lingkungan. Area parkir dikelola oleh masyarakat sekitar sebagai bagian dari pemberdayaan ekonomi lokal.
Selain itu, sekitar 70 persen tenant di kawasan ini dikelola oleh pelaku UMKM masyarakat sekitar, yang turut merasakan dampak positif meningkatnya kunjungan wisatawan selama libur Nataru.
Dari sisi fasilitas, pengelola memastikan kebersihan toilet serta ketersediaan musala yang representatif bagi pengunjung. Selain itu, dilakukan pembagian titik kumpul dan area makan di beberapa lokasi untuk menghindari penumpukan pengunjung di satu titik dan menjaga kenyamanan berwisata.
Dalam kesempatan tersebut, Anwari Masatip mengapresiasi pengelolaan Orchid Forest Cikole yang dinilai mampu menjaga keseimbangan antara kenyamanan wisatawan, keselamatan pengunjung, kelestarian lingkungan, serta pemberdayaan masyarakat lokal.
Menurutnya, penerapan manajemen pengunjung, kesiapan fasilitas, serta keterlibatan UMKM merupakan praktik baik yang patut dipertahankan.
Rekomendasi Kemenpar RI
Berdasarkan hasil pemantauan lapangan, Kementerian Pariwisata merekomendasikan agar pengelolaan Orchid Forest Cikole terus memperkuat manajemen pengunjung, khususnya pada jam- jam puncak kunjungan, melalui pengaturan alur pergerakan wisatawan dan optimalisasi layanan shuttle.
Koordinasi lintas sektor dengan aparat keamanan dan pemerintah daerah juga perlu terus ditingkatkan, terutama dalam pengelolaan lalu lintas dan keselamatan pengunjung di kawasan pintu masuk destinasi.
Selain itu, pengelola didorong untuk mempertahankan dan meningkatkan standar kebersihan fasilitas umum, seperti toilet dan musala, serta memastikan ketersediaan fasilitas pendukung tetap memadai seiring meningkatnya jumlah pengunjung.
Pengembangan UMKM lokal yang telah berjalan baik direkomendasikan untuk terus diperkuat melalui peningkatan kualitas produk dan penataan area usaha, sehingga dampak ekonomi pariwisata dapat dirasakan secara berkelanjutan oleh masyarakat sekitar.
Melalui kegiatan pemantauan ini, Kementerian Pariwisata menegaskan komitmennya untuk terus mengawal penyelenggaraan pariwisata selama libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 agar berjalan aman, tertib, berkelanjutan, serta memberikan pengalaman berwisata yang berkualitas dan berdampak nyata bagi perekonomian lokal. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Perkuat Pengelolaan, Kemenpar RI Pantau Orchid Forest Cikole Selama Libur Nataru
| Pewarta | : Djarot Mediandoko |
| Editor | : Ronny Wicaksono |