https://madiun.times.co.id/
Berita

Waspadai Dua Penyakit yang Sering Menyerang Jemaah Haji Lansia di Tanah Suci

Kamis, 08 Juni 2023 - 19:16
Waspadai Dua Penyakit yang Sering Menyerang Jemaah Haji Lansia di Tanah Suci Jemaah haji Lansia di Arab Saudi menjadi rentan terhadap penyakit. (Foto: MCH 2023 Kemenag RI)

TIMES MADIUN, MADINAH – Penyelenggaraan ibadah haji tahun ini mengalami peningkatan jumlah jemaah haji usia lanjut (Lansia) dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini menimbulkan tantangan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang optimal kepada jemaah, terutama bagi Lansia.

Dr. Arfik Setyaningsih, seorang dokter spesialis penyakit dalam di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, menjelaskan bahwa Jemaah Haji Indonesia Lansia memiliki sistem kekebalan tubuh yang berbeda dengan orang dewasa pada umumnya. Imunitas Lansia dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti proses penuaan, penyakit kronis yang diderita, serta stres, kelelahan, dehidrasi, dan penyesuaian iklim.

Kondisi tersebut membuat jemaah haji Lansia di Arab Saudi menjadi rentan terhadap penyakit, salah satunya adalah infeksi paru-paru. Infeksi paru-paru menjadi penyebab utama jemaah yang dirawat di KKHI Makkah. Selain itu, Lansia yang sudah menderita penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, penyakit paru kronis, penyakit jantung, stroke, atau pikun/demensia akan mengalami penurunan kondisi kesehatan jika terkena infeksi paru-paru.

Penanganan infeksi paru-paru pada Lansia melibatkan kolaborasi antara dokter geriatri, dokter spesialis paru-paru, dan dokter spesialis lainnya jika terdapat penyakit kronis lainnya. Tujuan terapi akan ditentukan sesuai kondisi pasien, misalnya pemberian antibiotik, obat batuk, oksigenasi, dan lain-lain.

Gejala infeksi paru-paru pada Lansia tidak selalu berupa batuk, tetapi dapat dimulai dengan penurunan nafsu makan, kelemahan, kurang energi, enggan berinteraksi atau menyendiri, sering jatuh, merasa dingin, gangguan kencing, sesak napas, mudah lelah, lupa, bahkan penurunan kesadaran. Meskipun tidak selalu batuk, pemeriksaan fisik dan penunjang akan membantu dalam menegakkan diagnosis infeksi paru-paru pada Lansia.

Selain infeksi paru-paru, jemaah haji Lansia juga rentan mengalami penurunan daya ingat atau pikun. Beberapa gejala yang sering dialami adalah gelisah, marah-marah, tersesat, gangguan tidur, menjadi pendiam dan menyendiri, serta kebingungan. Penurunan daya ingat tersebut dapat disebabkan oleh disorientasi atau gangguan penyesuaian, yang bisa dipengaruhi oleh perubahan cuaca yang ekstrem, suasana pesawat terbang, hotel, masjid, lingkungan di Tanah Suci, serta kurangnya pendampingan dari keluarga dan kesulitan beradaptasi dengan rombongan kloter.

Beberapa faktor seperti dehidrasi, gangguan elektrolit, infeksi, gangguan atau kekurangan nutrisi, penyakit kronis yang tidak terkontrol, penggunaan obat yang tidak sesuai indikasi, gangguan penglihatan dan pendengaran, juga dapat memperburuk kondisi penurunan daya ingat pada jemaah haji Lansia.

Untuk menjaga kesehatan jemaah haji Lansia, dr. Arfik memberikan beberapa kiat sebagai berikut:

  1. Istirahat yang cukup: Lansia disarankan untuk beristirahat minimal 8 sampai 9 jam setiap hari dan tidak terlalu berlebihan dalam melakukan aktivitas fisik. Pelaksanaan ibadah harus disesuaikan dengan kondisi fisik.

  2. Cukupi cairan dan cegah dehidrasi: Jemaah Lansia yang tidak memiliki gangguan ginjal kronis atau pembengkakan jantung disarankan untuk minum minimal 3 liter air setiap hari, dengan mengonsumsi air setiap 15 menit. Jemaah juga disarankan untuk minum air pada suhu yang tidak terlalu dingin dan sesuai dengan suhu tubuh saat berada di Masjid Nabawi atau Masjidil Haram.

  3. Cukupi kebutuhan nutrisi: Jemaah haji Lansia diimbau untuk menjaga asupan protein, karbohidrat, lemak, dan vitamin yang cukup. Hindari makanan instan yang mengandung bahan pengawet dan konsumsi makanan segar. Jemaah dengan diabetes melitus disarankan untuk tidak berlebihan mengonsumsi kurma dan minuman manis.

  4. Bersosialisasi dan beraktivitas: Jemaah Lansia diharapkan untuk aktif bersosialisasi dengan lingkungan kloter dan mengikuti kegiatan yang diselenggarakan. Hal ini dapat membantu menghindari stres, cemas, berpikir positif, dan menjaga stimulasi kognitif.

  5. Rutin mengonsumsi obat: Jemaah Lansia dengan komorbid atau penyakit kronis yang membutuhkan pengobatan rutin diimbau untuk membawa obatnya saat berangkat haji dan mengonsumsinya secara teratur.

  6. Perlindungan dari cuaca panas: Gunakan alat perlindungan diri seperti payung, topi, kacamata, dan tabir surya. Selalu gunakan masker saat berada dalam keramaian, kecuali saat tawaf.

  7. Berkonsultasi dengan tenaga kesehatan: Jika mengalami gangguan kesehatan, segera berkonsultasi dengan tenaga kesehatan di kloter. Jangan mengabaikan gejala gangguan kesehatan apa pun, sekecil apapun, dan segera cari bantuan medis.

Penting untuk memperhatikan kesehatan jemaah haji Lansia dan memberikan perhatian khusus terhadap mereka. Dengan penerapan langkah-langkah pencegahan dan perawatan yang tepat, diharapkan jemaah haji Lansia dapat menjalankan ibadah dengan lancar dan tetap sehat selama berada di Tanah Suci. (*)

Pewarta : Bambang H Irwanto
Editor : Imadudin Muhammad
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Madiun just now

Welcome to TIMES Madiun

TIMES Madiun is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.