TIMES MADIUN, TERNATE –
]Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Ternate, Maluku Utara (Malut), mengumumkan bahwa terjadi kematian ribuan ikan di pesisir Pantai Sasa Ternate akibat pencemaran limbah organik.
Menurut Kabid Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan DLH Kota Ternate, Syarif Tjan, berdasarkan hasil uji laboratorium dari Water Laboratory Nusantara di Kota Manado, penyebab ribuan ikan mati di pesisir Pantai Sasa Ternate adalah adanya limbah organik dari dua pabrik tahu dan pembuangan limbah cair oleh warga sekitar.
DLH telah mengambil sampel dari pabrik tahu dan memeriksa parameter limbah air yang keluar dari instalasi pengolahan air limbah (IPAL) pabrik tersebut. Hasilnya menunjukkan bahwa IPAL yang dimiliki oleh kedua pabrik tersebut tidak memadai untuk menampung limbah.
"Dua pabrik tersebut sudah memiliki IPAL, namun volume IPAL yang tersedia tidak mencukupi untuk menampung limbah. Oleh karena itu, langkah yang harus diambil adalah meningkatkan kapasitas penampangan agar retensi waktu air limbah dan proses pengolahannya menjadi maksimal," jelas Syarif.
Selain itu, DLH juga mengambil langkah lain dengan menanam bakau atau mangrove di area sekitar. Hal ini bertujuan untuk mengurangi sedimentasi air yang mengandung lemak limbah organik.
Syarif menjelaskan bahwa ada beberapa dugaan penyebab fenomena kematian ribuan ikan mendadak di Pantai Sasa. Pertama, kemungkinan ikan mati karena mengkonsumsi terlalu banyak limbah organik.
"Ini hanya dugaan sementara kami karena tingginya jumlah limbah organik di pesisir pantai menyebabkan peledakan plankton ikan. Sebenarnya, limbah organik ini baik untuk pakan ikan, tetapi jika jumlahnya terlalu banyak atau melebihi kapasitas perairan, maka dapat menyebabkan peledakan plankton," tambahnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Ribuan Ikan Mati di Ternate, DLH: Dampak Pencemaran Limbah Organik
Pewarta | : Antara |
Editor | : Faizal R Arief |