TIMES MADIUN, MADIUN – Film religius berjudul 'Satu Hari Dengan Ibu (SAHDU)' berhasil membuat suasana nonton bareng (nobar) di Studio CGV Lawu Plaza, Madiun haru biru.
Tidak sedikit peserta nobar yang terdiri dari puluhan santri dan anak yatim dari Madiun dan sekitarnya sampai menitikkan air mata gara-gara alur cerita menyentuh dari film produksi Ruang 29 Pictures itu.
"Filmya mengandung bawang, bikin kita nangis," celetuk Marsya Aurelia Sukarno salah seorang peserta nobar SAHDU, Minggu (2/10/2023).
Marsya yang mengaku kehilangan sosok ibu di usia balita begitu terkesan dengan film besutan sutradara muda Muhammad Amrul Ummam tersebut. Pesan moral dari film SAHDU menginspirasi dirinya lebih menghargai figur dan jasa ibu serta beribadah lebih baik.
"Meskipun masih kecil saat ibu meninggal, ibu adalah sosok penting bagiku. Setelah nonton film ini aku ingin lebih rajin shalat dan beribadah," ungkap pelajar kelas XII itu.
Tidak hanya peserta nobar cewek saja yang termehek-mehek usai nonton film SAHDU. Justru penonton pria pun dibikin tersentuh.
Apalagi tokoh utama film SAHDU adalah pria dewasa bernama Dewa yang mengalami kejadian berulang (deja vu) berujung meninggalnya sang ibu. Dewa merasakan penyesalan mendalam karena perilakunya semasa sang ibu hidup.
"Aku nggak bisa berkata-kata karena terharu. Jadi sadar kalau selama ini masih suka nggak nurut sama ibu, kalau disuruh bilang nanti-nanti," ungkap Diyon anak yatim dari Yayasan Misfallah, Kota Madiun.
Kesadaran menjadi pribadi yang lebih baik dan memuliakan orang tua terutama ibu merupakan harapan dari penyelenggara nobar SAHDU. Nobar digelar Yayasan Dana Sosial al-Falah (YDSF) bekerja sama dengan sejumlah komunitas dan lembaga sosial lainnya.
"Alur film SAHDU menarik dan inspiratif. Apa sih yang bisa kita berikan kepada orangtua. Sebagai seorang anak harapannya bisa memberikan hal terbaik. Apakah itu doa dan memuliakan orang tua," ujar Wahyu Saputro Koordinator Nobar dari YDSF.
Wahyu mengatakan peserta nobar adalah santri dan anak yatim termasuk di dalamnya anak-anak penghafal Alquran. Mereka berasal dari pondok pesantren, panti asuhan dan umum.
"Sebenarnya film SAHDU sudah tidak tayang di bioskop sejak tanggal 28 September. Untuk kegiatan nobar kami booking studio untuk nonton film ini," kata Wahyu.
YDSF adalah lembaga sosial kemanusiaan yang mensupport program di bidang pendidikan, bantuan air bersih dan sebagainya.
Donasi dari kegiatan nobar SAHDU di Madiun akan digunakan untuk pembiayaan program pena yatim dalam bentuk beasiswa, santunan untuk anak yatim. Selain jejaring komunitas, nobar juga disupport oleh pelaku UMKM dan TIMES Indonesia sebagai media partner. (*)
Pewarta | : Yupi Apridayani |
Editor | : Ronny Wicaksono |