TIMES MADIUN, JAKARTA – Korea Selatan menggelar parade militer besar-besaran, Selasa (26/9/2023) siang dan di dalamnya ada 300 tentara AS yang ikut.
Korea Selatan mengerahkan kekuatan militer dalam parade yang jarang terjadi bersama AS ini dilaksanakan di pusat kota, Seoul
Kendaraan militer Korea Selatan itu dipamerkan untuk memperingati Hari Angkatan Bersenjata ke-75 yang jatuh pada 1 Oktober mendatang.
Parade militer tersebut, seperti dilansir Korea Times, diadakan untuk pertama kalinya dalam 10 tahun untuk menunjukkan kekuatan kepada Korea Utara, bahwa Korea Selatan juga memiliki kekuatan militer yang luar biasa.
Meski hari Angkatan Bersenjata Korea Selatan jatuh pada tanggal 1 Oktober nanti, namun parade ini diadakan pada hari Selasa karena menyongsong hari libur Chuseok.
Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol juga ikut berjalan bersama personel militer dan masyarakat umum dalam parade tersebut.
Ini adalah pertama kalinya seorang pemimpin Korea Selatan melakukan hal tersebut pada Hari Angkatan Bersenjata dan tindakan tersebut bertujuan untuk memperkuat pentingnya acara yang diadakan untuk pertama kalinya dalam 10 tahun.
Anggota Tim Tempur Brigade Stryker AS dari Divisi Infanteri ke-2 AS berbaris dalam parade militer di pusat kota Seoul, Selasa, untuk memperingati Hari Angkatan Bersenjata ke-75. (FOTO: Korea Times/Yonhap)
Parade tersebut menampilkan aset inti sistem pertahanan "tiga sumbu" Korea Selatan, yang terdiri dari Rantai Pembunuh, Pertahanan Udara dan Rudal Korea (KAMD) serta Hukuman dan Pembalasan Besar Korea (KMPR).
Lebih dari 3.700 anggota militer, termasuk lebih dari 300 tentara dari Pasukan AS di Korea, bergabung dengan para veteran dan warga negara untuk menunjukkan kepercayaan dan penghargaan mereka terhadap Angkatan Bersenjata.
Ini adalah pertama kalinya dalam 10 tahun militer Korea Selatan menggelar parade di jantung ibu kota, Seoul.
Berdasarkan keputusan presiden, parade militer harus diadakan setiap lima tahun, tetapi pemerintahan Moon Jae-in sebelumnya tidak mengadakan parade militer pada tahun 2018, mengingat suasana bersahabat antara Seoul dan Pyongyang pada saat itu.
Parade militer Korea Selatan kali ini panjangnya 1,2 kilometer dan berlangsung di pusat kota, Seoul antara Sungnyemun dan Gwanghwamun.
Parade ini menampilkan senjata utama dari sistem tiga sumbu, termasuk Cheongung, Hyeonmoo, dan Rudal Permukaan-ke-Udara Jarak Jauh (L-SAM).
L-SAM adalah sistem pertahanan rudal yang dikembangkan di dalam negeri Korea Selatan, yang bertugas menembak jatuh rudal balistik dalam tahap terminalnya, jika terjadi serangan oleh Korea Utara.
Ini adalah pertama kalinya L-SAM dipamerkan kepada publik. Aset militer lainnya seperti tank tempur K2, howitzer self-propelled K9, dan drone serang juga dipamerkan selama parade.
Pihak militer mengatakan parade hari Selasa ini adalah yang terbesar sejak Angkatan Bersenjata Korea didirikan, dan pertama kalinya bagi Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara dan Korps Marinir menunjukkan kesiapan tempur gabungan mereka.
"Dengan menampilkan kekuatan tempur paling canggih, militer berupaya menunjukkan kekuatannya kepada warga Korea Selatan dan dunia," kata kantor kepresidenan.
Sayangnya penerbangan tim aerobatik Black Eagles Angkatan Udara dan helikopter serang Apache Angkatan Darat di atas pasukan dibatalkan, karena hujan.
Sebelum parade, sebuah upacara memperingati Hari Angkatan Bersenjata ke-75 diadakan di Pangkalan Udara Seoul di Seongnam, Provinsi Gyeonggi, dan personel militer melakukan latihan, dan Yoon menyaksikannya.
Dalam upacara tersebut, presiden mengeluarkan peringatan keras kepada Korea Utara.
"Berdasarkan kemampuan tempur siap tempur dan postur kesiapan yang solid, militer kami akan segera membalas setiap provokasi Korea Utara," kata Yoon dalam pidato peringatannya.
"Jika Korea Utara menggunakan senjata nuklir, rezimnya akan berakhir karena respons yang luar biasa dari aliansi Republik Korea (ROK)-AS," tegasnya. ROK adalah nama resmi Korea Selatan.
Yoon juga menekankan bahwa ancaman rezim Kim Jong-un untuk menggunakan senjata nuklir adalah ancaman nyata terhadap rakyatnya dan tantangan besar bagi perdamaian dunia.
"Obsesi rezim terhadap pengembangan senjata nuklirnya memperburuk penderitaan rakyat Korea Utara," kata dia.
"Rezim Korea Utara harus menyadari dengan jelas bahwa senjata nuklir tidak akan pernah bisa menjamin keamanannya," tegas Yoon.
Yoon juga mencatat bahwa aliansi Korea Selatan-AS, yang merayakan hari jadinya yang ke-70 tahun ini, berfungsi sebagai landasan keamanan nasional Korea Selatan, mengutip Nuclear Consultative Group (NCG) antara Seoul dan Washington.
"Sekarang, aliansi Korea Selatan-AS telah menjadi aliansi berbasis nuklir yang lebih canggih," kata Yoon lagi.
"Kami akan membangun sistem respons terpadu yang menggabungkan aset nuklir AS dan aset non-nuklir kami melalui NCG ROK-AS. Aset strategis AS yang akan sering dikerahkan di Semenanjung Korea akan memperkuat pencegahan kami terhadap senjata nuklir Korea Utara," ujar dia lagi.
"Sejalan dengan hal ini, Pasukan AS di Korea juga mengirimkan delegasi terbesarnya pada acara hari Selasa tadi untuk menunjukkan kekuatan aliansi tersebut," kata kantor kepresidenan.
Pada tahun-tahun sebelumnya, pasukan AS di Korea Selatan telah mengirimkan pengawal kehormatan dan kelompok militer ke acara Hari Angkatan Bersenjata, namun tahun ini, mereka juga mengirimkan pasukan tempur. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Korsel Parade Militer Besar-besar, Tentara AS Ikut di Dalamnya
Pewarta | : Widodo Irianto |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |