https://madiun.times.co.id/
Berita

Menengok Serunya Lomba Pacu Jalur ala Warga Jombang

Minggu, 24 Agustus 2025 - 19:31
Menengok Serunya Lomba Pacu Jalur ala Warga Jombang Suasana serunya lomba pacu jalur di aliran sungai Catak Banteng, Dusun Pakunden, Desa Kademangan, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang, Minggu (24/8/2025). (FOTO: Rohmadi/TIMES Indonesia)

TIMES MADIUN, JOMBANG – Suara tawa, sorak sorai dan teriakan riuh memenuhi bantaran Sungai Catak Banteng, Dusun Pakunden, Desa Kademangan, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang, Minggu (24/8/2025). 

Warga tumplek blek, bukan untuk menonton lomba formal, melainkan ajang unik bernama Pacu Jalur Kali (sungai) – lomba dayung perahu rakitan dari galon bekas yang sedang viral di media sosial.

Alih-alih perahu kayu atau fiber seperti lomba resmi, peserta justru mendayung perahu sederhana yang dirakit dari 26 galon air bekas. Setiap tim berisi empat pendayung dan satu “anak coki” – sosok yang berdiri di ujung perahu sambil berjoget kocak sekaligus memberi aba-aba. 

Joget mereka pun mengikuti tren viral “Aura Farming” yang bertebaran di TikTok, membuat suasana makin pecah dan mengundang gelak tawa penonton.

Zahrotus Syahdifa (16), peserta dari kelompok pemuda yang antusias meski tak pernah berlatih sebelumnya.  Menurutnya, tantangan utama ada pada kendali perahu yang sulit diarahkan dan kayuhan dayung yang cukup berat.

Suasana-serunya-lomba-pacu-jalur-2.jpg

“Seru banget! Dayungnya pakai tenaga dalam, tapi alhamdulillah tim kami bisa menang,” ucapnya.

Hal senada disampaikan Mohamad Zidan Al-Farizi (17). Ia menilai kunci keberhasilan bukan sekadar kekuatan fisik, melainkan kekompakan. Ia mengaku sempat kesulitan saat melibas tikungan sungai, namun kerja sama tim mampu mengantarkannya jadi juara.

“Teknik menang itu ada di keselarasan, kebersamaan, dan semangat dalam hati,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua panitia Nasrullah, menjelaskan ide lomba ini berangkat dari tradisi Pacu Jaluryang sudah lama dikenal di Riau dan Kalimantan. Tradisi itu bahkan beberapa kali ditampilkan dalam acara kenegaraan. Dari situlah muncul gagasan membuat versi lokal yang lebih sederhana dan dekat dengan warga.

“Awalnya lihat viral Pacu Jalur di Kalimantan, terus kita buat versi galon di sungai kecil ini. Namanya jadi Pacu Jalur Kali,” katanya.

Suasana-serunya-lomba-pacu-jalur-3.jpg

Uniknya, pesertanya lintas usia. Dari anak-anak, pemuda, bapak-bapak hingga emak-emak, semua ambil bagian. Hadiah lomba pun didanai secara swadaya melalui urunan warga. 

“Juara satu dapat Rp3 juta, juara dua Rp2 juta, dan juara tiga Rp1 juta. Semua murni dari sumbangan masyarakat karena antusiasnya luar biasa,” tambah Nasrullah.

Tak berhenti di situ, keseruan Pacu Jalur Kali masih berlanjut. Dari 11 pertandingan babak awal, tim-tim terbaik akan kembali berlaga di babak final pada 31 Agustus mendatang. 

Warga sudah tidak sabar menunggu siapa yang bakal keluar sebagai juara sejati. Namun lebih dari itu, Pacu Jalur Kali menjadi wujud nyata kekompakan, guyub rukun, dan semangat kemerdekaan. 

“Kita ingin tunjukkan bahwa kemenangan itu lahir dari kebersamaan. Sama seperti kemerdekaan, yang dulu diraih dengan kerja keras dan satu tujuan,” pungkasnya. (*)

Pewarta : Rohmadi
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Madiun just now

Welcome to TIMES Madiun

TIMES Madiun is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.