TIMES MADIUN, MADIUN – Sebanyak 26 dalang cilik dan remaja tampil maraton di panggung pagelaran wayang kulit di area Pendapa Ronggo Djumeno Pemkab Madiun, Senin (24/11/2025).
Di usia belia mereka mampu menampilkan pertunjukan wayang yang atraktif dan menghibur pada momen peringatan Hari Wayang Dunia XI tersebut.
Biasanya pertunjukan wayang kulit digelar pada malam hingga dini hari. Namun kali ini aksi para dalang cilik asal Kabupaten Madiun itu disuguhkan pada pagi hingga malam hari. Panggung wayang kulit dibuka mulai pukul 08.00 hingga 22.00 WIB.
"Setiap dalang cilik tampil selama 30 menit. Sedangkan dalang remaja selama 1 jam. Mereka adalah pelajar SD, SMP dan SMA/SMK termasuk niyaga dan sinden," ungkap Bambang Sigit Paminto, Kasi Kesenian Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Madiun, Senin (24/11/2025).
Bambang mengungkapkan ada tiga lakon yang dibawakan secara maraton yaitu Narayana Meguru Gatotkaca Gembleng dan Kongso Leno. Di antara para dalang yang tampil, terdapat dalang termuda yakni Maulana Nata Arasyid usia 7 tahun siswa kelas 1 SDN Randu Alas 1 Kecamatan Kare. Serta seorang dalang perempuan yaitu Puan Meta Maharani pelajar kelas XI SMAN 1 Mejayan.
"Puan adalah satu-satunya dalang perempuan yang tampil dan pernah juara lomba di tingkat provinsi," kata Bambang.
Selain dalang, para penabuh gamelan dan sinden juga dari kalangan pelajar berbagai sekolah di Kabupaten Madiun. (Foto: Yupi Apridayani/TIMES Indonesia)
Untuk persiapan tampil di panggung, para dalang cilik dan remaja tersebut digembleng di Sanggar Teja Maya Desa Kebonagung Kecamatan Balerejo. Mereka berlatih dengan jadwal rutin dan finalisasi sebelum tampil.
"Latihan untuk tampil cuma sehari jam 9 sampai jam 4. Sebelumnya sudah latihan rutin tiap hari Minggu," ungkap Arya Kenzie Azam salah seorang dalang cilik dari SDN Kare 01.
Arya mengaku senang bisa tampil pertama di panggung pagelaran wayang kulit. Meskipun hanya 30 menit namun membuatnya sempat grogi di awal tampil. Menurutnya penampilan tersebut menjadi motivasi baginya untuk terus menekuni pedalangan. "Saya pingin sekolah seni dan bisa menjadi dalang kondang," ujarnya polos.
Pagelaran wayang kulit dalang cilik dan remaja masuk agenda rutin tahunan. Selain memperingati Hari Wahang Dunia, juga menjadi rangkaian kegiatan peringatan Hari Guru Nasional dan HUT PGRI di Kabupaten Madiun. (*)
| Pewarta | : Yupi Apridayani |
| Editor | : Faizal R Arief |