TIMES MADIUN, JAKARTA – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkapkan bahwa realisasi program penyerapan gula dari petani telah mendekati angka 100%. Program ini menggunakan anggaran sebesar Rp1,5 triliun yang disalurkan melalui Danantara.
"Masih ada 16 ribu ton yang belum dibeli. Hari Jumat Bapak Presiden perintahkan segera beli," kata Amran usai mengikuti Rapat Koordinasi Pelaksanaan Program Hilirisasi Komoditas Prioritas Perkebunan bersama Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian dan sejumlah kepala daerah se-Indonesia di Jakarta, Senin (21/9/2025).
Dijelaskannya, mekanisme yang dijalankan menggunakan pola perputaran dana. Dana sebesar Rp1,5 triliun digunakan untuk membeli gula dari petani, kemudian gula tersebut dijual ke pasar. Hasil penjualan itu lalu diputar kembali untuk melakukan pembelian berikutnya dari petani.
Menurut Mentan, skema ini merupakan solusi nyata agar hasil produksi gula petani dapat terserap dengan maksimal, harga di tingkat petani tetap stabil, dan petani memiliki kepastian pasar serta margin keuntungan yang lebih baik, yang pada akhirnya mendukung stabilitas pangan nasional.
"Kita kan ini mutar uangnya. Rp1,5 triliun beli, jual ke pasar, laku lalu beli lagi (gula petani)," ujar Amran.
Sebelumnya, Wakil Menteri Pertanian Sudaryono menyatakan bahwa pemerintah telah menyerap 40 ribu ton gula petani setelah menerima injeksi dana sebesar Rp1,5 triliun dari Danantara Indonesia.
"Sudah, kan duitnya ada Rp1,5 triliun. Nah itu kita ngambilin gula petani. Sudah, 40 ribu ton, kan bertahap ya, jadi 40 ribu ton sudah dibeli," ujar Sudaryono usai Rapat Koordinasi Terbatas di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jakarta, Kamis (11/9/2025).
Kebijakan penyerapan ini khusus ditujukan untuk membeli gula petani yang tidak terserap oleh mekanisme pasar. Prinsip ini disamakan dengan peran Perum Bulog dalam menyerap beras dari petani. Tujuannya adalah untuk menjaga kesejahteraan petani sekaligus menjaga stabilitas harga gula di pasaran.
Ditegaskannya, dana tersebut tidak harus digunakan seluruhnya hanya untuk penyerapan gula. Namun, jika stok gula petani masih tersisa dan anggaran dari Danantara telah habis, maka dapat diajukan permohonan tambahan.
"Tapi kan sejauh ini kan masih sisa, duitnya masih ada," kata dia.
PT Danantara Asset Management (Persero) atau DAM telah menyediakan dana dalam bentuk pinjaman kepada pemegang saham (shareholder loan) senilai Rp1,5 triliun. Proses pembelian gula dari petani akan dilaksanakan oleh PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero)/ID FOOD, yang ditunjuk sebagai BUMN yang menangani komoditas pangan.
ID FOOD akan melakukan offtake atau penyerapan gula tebu dari petani yang bekerjasama dengan pabrik gula PT PG Sinergi Gula Nusantara (SGN) serta pabrik gula milik ID FOOD sendiri. Fokus penyerapan adalah pada gula tebu lokal, yang diharapkan dapat menjadi stimulus bagi pemerintah dalam menstabilkan harga gula dari tingkat hulu hingga hilir.
Program offtake gula petani ini juga diharapkan dapat meminimalisir rembesan atau penyimpangan peredaran gula rafinasi, sehingga tidak memberikan tekanan tambahan pada biaya logistik dan aspek pembiayaan yang sedang berjalan. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Realisasi Penyerapan Gula Petani Capai Hampir 100 Persen
Pewarta | : Antara |
Editor | : Faizal R Arief |