TIMES MADIUN, JAKARTA – Pernyataan Grand Syekh Al-Azhar ke-48, Ahmad el-Tayeb soal ucapan Natal dan pembangunan gereja seolah menjadi oase di tengah wacana ekstremisme yang terus bergulir.
Meski disampaikan pada 2020, pandangan beliau tetap relevan untuk mengingatkan pentingnya hidup rukun dalam keberagaman.
Grand Syekh Al-Azhar menegaskan, melarang umat Islam mengucapkan selamat Natal kepada Kristiani adalah bentuk pemikiran ekstrem yang tak berakar pada ajaran Islam.
Baginya, Islam justru mengajarkan penghormatan terhadap umat agama lain, sebagaimana ditunjukkan dalam sejarah panjang peradaban Islam.
Islam dan Ucapan Natal
“Pemikiran yang melarang ucapan selamat Natal tidak memiliki hubungan dengan Islam,” tegasnya.
Menurutnya, pandangan semacam itu lahir dari ketidakpahaman terhadap filosofi Islam dalam berinteraksi dengan non-Muslim.
Bahkan, ia menyoroti infiltrasi pemikiran ekstrem sejak tahun 1970-an di Mesir yang telah memengaruhi hubungan sosial antara umat Islam dan Kristiani.
Lebih lanjut, Grand Syekh menggambarkan umat Kristiani sebagai orang-orang yang lemah lembut dan penuh belas kasih, sifat yang akan terus bertahan hingga akhir zaman.
Islam Tidak Anti Gereja
Dalam pandangannya, isu pembangunan gereja juga mendapat perhatian serius. Grand Syekh Al-Azhar dengan tegas menyatakan bahwa tidak ada ayat Al-Qur'an atau hadis yang melarang pendirian gereja.
“Al-Azhar tidak pernah merasa aib atau terhina jika berurusan dengan pembangunan gereja,” katanya.
Bahkan, ia menyebut tidak diperlukan regulasi khusus yang membatasi pembangunan rumah ibadah.
Namun, ia menekankan pentingnya menjaga jarak antara masjid dan gereja. Baginya, membangun masjid tepat di depan gereja, atau sebaliknya, adalah tindakan yang bisa menyakiti perasaan kedua belah pihak.
"Bumi Allah luas. Masjid dan gereja sebaiknya tidak berdiri terlalu dekat," ujarnya.
Melindungi Rumah Ibadah
Sebagai seorang Muslim, Grand Syekh Al-Azhar merasa berkewajiban melindungi gereja dan umat Kristiani.
“Tidak ada perintah dalam Islam untuk menutup gereja atau melarang pemeluk agama lain beribadah. Jika gereja diganggu, saya akan berdiri untuk membelanya,” tegasnya.
Gagasan Kebangsaan di Era Modern
Selain itu, Grand Syekh juga menyoroti pentingnya membangun semangat kebangsaan.
Menurutnya, konsep "ahli dzimmah" yang dahulu menggambarkan hubungan non-Muslim dalam negara Islam sudah tidak relevan lagi. Di era modern, persatuan bangsa harus menjadi dasar hidup bersama.
Pernyataan Grand Syekh ini menjadi pengingat penting bahwa Islam adalah agama yang mengajarkan harmoni dan penghormatan terhadap sesama.
Di tengah keberagaman, sikap saling menghormati adalah kunci untuk menjaga persatuan dan perdamaian.
Pesan Grand Syekh Al-Azhar soal Natal meski sederhana, jika direnungkan mengandung semangat besar untuk terus menjaga kerukunan antarumat beragama. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Grand Syekh Al-Azhar: Islam Tidak Larang Ucapan Natal dan Pembangunan Gereja
Pewarta | : Yusuf Arifai |
Editor | : Yatimul Ainun |