Pendidikan

Guru Besar FHUB Teliti Kebijakan Ketahanan Pangan dan Pemulihan Ekonomi Pasca Pandemi di Tengger

Selasa, 26 Juli 2022 - 07:33
Guru Besar FHUB Teliti Kebijakan Ketahanan Pangan dan Pemulihan Ekonomi Pasca Pandemi di Tengger Tim peneliti FHUB foto bersama usai FGD dengan narasumber dan tokoh adat Desa Wonokitri, Tengger, Probolinggo (FOTO: Tim Peneliti FHUB for TIMES Indonesia)

TIMES MADIUN, MALANG – Tim Fakultas Hukum Universitas Brawijaya (FHUB) kembali melakukan penelitian tentang ketahanan pangan dan pemulihan ekonomi pasca Covid-19 pada masyarakat adat.

Tim peneliti Hibah Guru Besar dari FHUB tersebut adalah Prof. Dr. Moh. Fadli, Dr. Shinta Hadiyantina, S.H., M.H, Dr. Dewi Cahyandari, S.H., M.H. dan Airin Liemanto, S.H., L.LM (mahasiswa S3 FHUB).

Penelitian dengan tema "Mengatasi Ancaman Rawan Pangan dan Akselerasi Pemulihan Ekonomi Pasca Pandemi (Studi Tentang Kebijakan Pimpinan Masyarakat Adat Baduy, Tenganan Pegringsingan Bali, Wonokirti Tengger) tersebut, dilakukan di Desa Wonokitri Tengger, Probolinggo, Jawa Timur pada pada 22-24 Juli 2022 lalu.

Selanjutnya, tim tersebut menggelar Focus Group Discussion (FGD) untuk membahas hasil penelitian tersebut di Balai Desa Wonokitri.

Hadir dalam FGD itu, sejumlah nara sumber dan tokoh desa setempat. Diantaranya Iksan (Kepala Desa Wonokirti), Kusnadi (Tokoh Adat), Pak Hadi Sukarta (Sekdes) dan Hadi Wijaya (Ketua Paguyuban Pelaku Wisata Bromo-Tengger).

Dalam FGD tersebut, Iksan mengungkapkan bahwa sampai saat ini tak seorang pun warganya yang terserang Covid-19.

“Di sini zona hijau, nol kasus. Mungkin karena aktivitas mereka di luar ruangan,“ kata Iksan, Jum'at (22/7/2022).

Sekdes Wonokitri menambahkan bahwa sektor pariwisata sebenarnya bukan mata pencaharian utama warga desa Wonokitri, melainkan usaha sampingan oleh sebagian warganya.

"Yang utama bagi mereka adalah bertani kentang,” ungkap Hadi Sukarta.

Sementara sebagai Ketua Paguyuban Pelaku Wisata Bromo-Tengger, Jaya mengakui memang kunjungan wisatawan menurun drastis akibat dampak Covid-19. Namun tidak sampai membuat anggota paguyubannya kesulitan dalam pangan.

Harga kentang yang bagus sangat membantu dalam kestabilan ekonomi warga desa Wonokitri.

Agar usaha pertanian berhasil, menurut Kusnadi (tokoh adat setempat) masyarakat Tengger memedomani kearifan lokal berkaitan dengan masa tanam, tata cara bertanam, dan lainnya. Warisan leluhur ini telah diketahui secara luas di Tengger. Inilah salah satu kunci keberhasilan, secara spiritual.

FGD yang berlangsung dua  jam lebih tersebut adalah kali kedua digelar Tim FHUB. Seminggu sebelumnya, tim yang dipimpin Prof Fadli ini sudah meneliti dan menggelar FGD serupa di Tenganan Pegringsingan, Bali.

Rencana berikutnya, pada minggu pertama bulan Agustus ini, tim ini akan meneliti dan menggelar FGD di Baduy.

Prof Fadli sangat menyukai kajian kearifan lokal (local wisdom). Dia rupanya sudah lama mengenal Tengger.

"Waktu meneliti awal tahun 2000-an, saya sudah kenal dengan Pak Suja’i, tokoh spiritual adat setempat. Kenal juga dengan Pak Munali tokoh adat setempat setelah Pak Suja’i," ucapnya.

Pakar perundang-undangan FHUB ini selain meneliti kearifan lokal, rupanya sedang mencoba melihat norma dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah.

Maksud Prof Fadli, dia ingin melihat bagaimana norma dalam ajaran langit, dalam hukum positif dan dalam masyarakat adat. Termasuk kearifan lokal di bumi Nusantara ini.  Suatu kepakaran yang langka.

“Sangat mengasyikkan,” ujar Profesor yang putra Kiai ini terkait penelitian yang dilakukan tim FHUB tersebut. (*)

Pewarta :
Editor : Faizal R Arief
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Madiun just now

Welcome to TIMES Madiun

TIMES Madiun is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.