Pendidikan

Teliti Ketahanan Pangan di Baduy, Guru Besar FHUB Temukan Fakta Menarik

Senin, 08 Agustus 2022 - 07:33
Teliti Ketahanan Pangan di Baduy, Guru Besar FHUB Temukan Fakta Menarik FGD di Saung Kreatif Baduy, Pintu 5 Baduy Jero, Sabtu (6/7/2022) (FOTO: Tim Peneliti Hibah Guru Besar FHUB)

TIMES MADIUN, MALANGGuru Besar FHUB (Fakultas Hukum Universitas Brawijaya) Prof Moh. Fadli mengatakan berdasarkan penelitian tahun 2021, pendapatan masyarakat Baduy 70% berasal dari sektor pariwisata. Saat pandemi, pendapatan dari sektor tersebut menyentuh titik nadir. Sedangkan panen sudah berkali gagal, bahkan pernah beruntun.

Hal ini menginspirasi Prof. Fadli melakukan penelitian kembali di Baduy. Kali ini tahun ke-5 secara kontinyu.

“Ya seperti minum air laut, ha ha ha,” katanya di Malang, Minggu (7/8/2022), ketika menjawab pertanyaan: Mengapa meneliti lagi?. Mungkin maksudnya, masih banyak hal menarik yang bisa diteliti di Baduy.

Bersama tim peneliti Hibah Guru Besar dari FHUB yang terdiri dari, Dr. Shinta Hadiyantina, Dr. Dewi Cahyandari, dan Airin Liemanto, S.H., L.LM (Mahasiswa S3 FHUB), Prof Fadli memimpin peneltian itu. Mengingat kondisi medan yang berat, Prof Fadli juga dibantu dua enomerator yaitu Miftahus Sholehuddin dan Mustafa Lutfi. Keduanya kandidat doktor.

Hasil penelitian dengan tema "Mengatasi ancaman rawan pangan dan akselerasi pemulihan ekonomi pasca pandemi (Studi tentang kebijakan pimpinan Masyarakat Adat Baduy, Tenganan Pegringsingan Bali, Wonokirti Tengger) dimatangkan dengan FGD di rumah dinas Kepala Desa Kanekes. FGD tersebut dilanjutkan lagi di Saung Kreatif Baduy, Pintu 5 Baduy Jero, Binong, Sabtu (6/8/2022).

Hadir sebagai nara sumber yakni Jaro Saija (Kepala Desa), Jaro Sami (Wakil Pu’un yang mengurusi Kesejahteraan), Ayah Mursid (Wakil Jaro), Asep Kurnia (Pemerhati dan penulis buku Baduy). FGD dipandu oleh Dr M. Noor Fajar AF dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta).

Hadir juga dalam FGD itu, belasan warga Baduy Dalam. Termasuk mereka yang memiliki posisi penting setingkat Baresan (semacam dewan penasihat) yaitu Sarib, Aki Darwan, Yardi, Arman, dan lainnya.

Saat FGD berlanjut di Saung Kreatif, seorang peneliti dari Jerman yang sejak tahun 2007 meneliti Baduy, serta mahasiswa sebuah PTN di Jakarta ikut hadir juga.

Guru-Besar-FHUB-2.jpgFGD di rumah dinas Kades Kanekes (FOTO: Tim Peneliti Hibah Guru Besar FHUB)

Dalam FGD itu, Jaro Sami’, sebagai wakil Pu’un mengungkapkan bahwa dia sudah lama prihatin dengan kondisi di Baduy. Dia menyebut sekitar 10 tahun gagal panen. Kondisi alam termasuk iklim yang kurang ramah juga mempengaruhi. Demikian pula harga tanaman sejenis kunyit dari 15ribu jatuh hingga 5ribu per/kg.

Ayah Mursid sebagai salah satu tokoh dan pemikir terkemuka Baduy Dalam saat ini memandang bahwa kondisi ini perlu disikapi dengan tenang. Harus bisa memilih dan memilah, dan bisa menentukan solusi terbaik.

Sementara menurut Jaro Saija, untung masyarakat Baduy hidup sederhana dan terbiasa menabung. Meskipun mengakui pariwisata turun drastis, kebiasaan menabung masih membantu menyelamatkan kehidupan masyarakat.

Masyarakat Baduy memiliki ketentuan masa tanam. Masa tersebut diawali dengan ritual tertentu. Namun demikian, menurut peserta FGD masyarakat lah secara personal yang memutuskan akan menanam komoditas tertentu, yang sesuai keinginan mereka.

Menurut Sarip (55) salah seorang Baresan, terkait dengan pengelolaan lahan selama pandemi dan pasca pandemi, selama 2-3 musim ini tidak ada peningkatan, khususnya tanaman seperti padi, pisang, kencur, dan jahe. Senada dengan Sarip, Yaldi dan Darmi juga mengakui hal itu.

"Yang paling menguntungkan di antara tanaman tersebut adalah jahe,” ungkap Yaldi.

Menyikapi solusi jangka panjang, Jaro Sami’ mengaku belum punya. Hanya sebatas keinginan, misalnya menggunakan bantuan Dana Desa untuk membeli lahan. Tetapi hal ini tidak dibolehkan. Sedangkan Sarip mengusulkan yang penting jelas ada pembagian luas lahan garapan.

Selain itu, menurut ayah Mursid, bisa dengan usaha yang variatif, misalnya berdagang macam-macam komoditas seperti madu, dan lainnya. Solusi riil untuk memulihkan ekonomi yang saat ini telah dinikmati masyarakat yaitu membuka kawasan seperti Binong Raya ini (Pintu 5 Baduy Jero).

Guru-Besar-FHUB-3.jpgFoto bersama sejumlah warga Baduy yang sudah diwawancarai tim peneliti (FOTO: Tim Peneliti Hibah Guru Besar FHUB)

FGD di Baduy ini berlangsung 120 menit lebih. Ini merupakan yang ketiga kalinya digelar. Dua pekan sebelumnya, tim yang dipimpin Prof Fadli ini telah meneliti dan menggelar FGD serupa di Wonokirti Tengger Jawa Timur. Tiga pekan sebelumnya sudah melakukan hal serupa di Tenganan Pegringsingan, Bali.

Prof Fadli pertama kali meneliti museum inklusif di Baduy tahun 2012 bersama dosen FHUB yakni almarhum Dr Jazim dan Dr Lucky Endrawati. Tema yang diteliti berkaitan dengan kebijakan/kearifan lokal (local wisdom) berkaitan dengan perkawinan, keyakinan, keadilan, penyelesaian sengketa, pembangunan, pangan, relasi sosial dan ketatanegaraan adat termasuk pemilihan kepala adat/desa.

Gampangnya, dia ingin paham arsitektur asas/norma bangunan hukum secara global, jika mampu hingga detil-detilnya. Hal itu pula yang juga diteliti pada masyarakat Tengger, Tenganan Pegringsingan, Minangkabau di Batusangkar, dan lainnya.

Menurutnya masih banyak nilai luhur di negeri ini yang diabaikan. Banyak yang terpesona dengan jabatan Hakim Agung di USA yang dicalonkan, bukan mencalonkan. Amerika itu baru merdeka 1776. Masyarakat Baduy sudah berabad-abad (hingga kini) memilih pimpinan bukan atas dasar pencalonan, tetapi dipilih.

Demikian pula di Tengger, mirip seperti di Baduy. Baru beberapa tahun ini Kades di Tengger dipilih. Kearifan lokal Tengger itu kini dihapus oleh aturan (UU).

Mungkin karena keluasan ilmu Prof Fadli, ada seorang Profesor yang juga mantan Hakim MK dalam satu suatu kuliah membocorkan bahwa Guru Besar FHUB ini anak emasnya Prof Bagir Manan, mantan Ketua MA RI.

Pewarta :
Editor : Faizal R Arief
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Madiun just now

Welcome to TIMES Madiun

TIMES Madiun is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.