Olahraga

Massimiliano Allegri dan Ancaman Mimpi Terburuk Juventus

Kamis, 15 September 2022 - 13:14
Massimiliano Allegri dan Ancaman Mimpi Terburuk Juventus Massimiliano Allegri yakin Juventus masih belum tamat di Liga Champions (Foto: Juventus.com)

TIMES MADIUN, JAKARTAJuventus dipermalukan Benfica 1-2 pada laga Liga Champions, Kamis (15/9/2022) dini hari WIB. Sang pelatih, Massimiliano Allegri pun kini berada di bawah tekanan besar.

Hasil di Allianz Stadium itu menjadi kekalahan kedua, dan beruntun, yang diderita Bianconeri di Eropa. Di laga perdana Grup H, Juventus dipaksa mengaku keperkasaan PSG. 

Belum meraih satu poin pun, Juventus kini bersanding dengan Maccabi Haifa di dasar klasemen. Sementara PSG dan Benfica sudah melesat jauh dengan sama-sama mengemas 6 poin.

Tugas berat kini menanti Allegri yang harus membawa Juventus keluar dari ambang mimpi terburuk klub. Caranya? Allegri yakin dengan 10 poin, mereka bisa selamat. 

Optimisme Allegri itu bisa diterjemahkan: Juventus wajib meraih dua kemenangan ganda atas Maccabi Haifa, mencuri poin penuh di kandang Benfica dan setidaknya menahan PSG di Turin.

Dengan status sebagai salah satu klub terbesar di Eropa dan tim yang paling banyak memenangi gelar di Italia, Si Nyonya Tua menjuara gelar kedua dan terakhir mereka di Liga Champions pada 1996. Setelahnya, mereka lima kali masuk final dan semua berujung gagal.

Artinya, selama 25 tahun terakhir Juve kesulitan meraih hasil bagus di Eropa. Dan pertanyaannya, bisakah mereka menuntaskan misi yang nyaris mustahil musim ini?

Jawabannya tentu masih mungkin. Seperti pepatah mengatakan, bola itu bundar dan apapun bisa terjadi di lapangan. Namun jika melihat performa tim belakangan ini, wajar jika pesimisme menyeruak di kubu fans.

Menang dua kali dari enam laga Serie A dan mengemas poin 10, tercecer 4 poin dari capolista, menunjukkan jika mesin perang Juve belum lagi garang. Situasi itu diperparah dengan sejumlah pilar yang masih absen, semisal Paul Pogba dan Federico Chiesa.

Tapi Allegri toh masih merasa yakin timnya mampu keluar dari situasi sulit. Usai kekalahan atas Benfica, ia menegaskan jika perjalanan Juve di Eropa belum sepenuhnya usai.

"Sepakbola memang sukar dijelaskan. Saya hanya bisa katakan, setelah tertinggal 1-2, laga praktis sudah selesai. Kami bahkan berisiko kebobolan 1-3 dan 1-4," ujarnya pada Sky Sport Italia.

"Kami punya peluang di menit akhir, tapi performa kami tak bisa lebih baik lagi. Tak ada gunanya menjelaskan dan bicara, kami kini hanya perlu kerja keras," imbuhnya.

CEMAS MENYERUAK DI TUBUH TIM

Allenatore berusia 55 tahun itu mengaku sudah meredam situasi di kamar ganti dan menyebut kekalahan adalah momen yang biasa terjadi di sepakbola.

"Kami perlu bangkit sebagai sebuah tim, dengan rasa tanggung jawab. Kami menghadapi laga penting di Serie A melawan Monza, setelahnya kami baru bisa memikirkan soal nasib di Eropa. Ini jelas bakal rumit, tapi kami belum tamat," katanya.

Meski Allegri yakin, fakta di lapangan berkata lain. Lawan Benfica, Juve tak mampu keluar dari tekanan di babak kedua, dan itu bukan kali pertama mereka alami sejauh musim ini.

Namun Allegri membela penampilan timnya dengan mengatakan, "Saya tak perlu mengkiritisi mereka, saya paham situasi psikologis tim. Kami melalui masa sulit dan kami sudah bereaksi, tapi kebobolan dari penalti di ujung paruh waktu menjadi pukulan untuk moral tim."

Dari ruang ganti, kecemasan sudah merembes ke tubuh tim. Difensore senior Leonardo Bonucci bahkan mengaku cemas dengan kondisi tim saat ini. Namun Allegri masih mencoba bersikap tenang. "Tak ada gunanya cemas, kami hanya perlu fokus dan bekerja," ucapnya.

BERSIKUKUH JADI SOLUSI

Meski dalam tekanan, mantan pelatih Cagliari dan AC Milan itu bersikeras tak akan mundur dari posisinya. Ia bahkan mengklaim tak pernah dipanggil direksi Juventus usai timnya dipecundangi Benfica.

Saat ditanya apakah ia merasa dirinya bagian dari masalah atau solusi di Juventus, ia dengan tegas menjawab, "Saya merasa bagian dari solusi, saya harus menemukan solusi."

Waktu kini tak memihak Allegri dalam periode keduanya di Juventus. Ia mengaku sadar tugasnya tak bakal mudah saat menerima lagi pinangan Juve, tapi ia tak pernah merasa pesimis.

"Saat saya kembali (ke Juve), saya berpikir bakal butuh waktu untuk membangun tim. Sayangnya, saya tak mengira kami akan kalah dua kali beruntun (di Eropa). Yang terpenting, kami tampil apik dan bertahan di Liga Champions. Kekalahan ini memang mengganggu, tapi saat ini tak ada gunanya banyak bicara," tegas Allegri.

Potensi terjegal di fase grup memang mengerikan dan bisa menorehkan aib di nama besar Juve. Tapi Allegri memilih menyikapinya dengan santai. "Saya sebelumnya tak pernah kalah dua kali di fase grup Liga Champions, tapi toh ada kali pertama untuk segala sesuatu," ucapnya.

ANCAMAN IMBAS LEBIH BESAR

Allegri sendiri boleh optimis. Namun di Italia, kesabaran fans sudah menipis. Tagar #Allegriout pun trending di Twitter - menandakan Juventini tak lagi mempercayai Allegri berada di bench Juventus.  

Posisi Allegri makin sulit dengan kabar bahwa Juve bakal mengumumkan kerugian 250 juta euro untuk musim 2021-2022 kemarin. Itu artinya, lolos dari fase grup menjadi target krusial, tak hanya untuk reputasi klub, namun juga sokongan finansial.

Meski amat berat, Massimiliano Allegri ada benarnya saat menyebut Juventus belum tamat di Eropa. Namun mereka tak boleh lagi melakukan kesalahan di empat laga sisa. Jika gagal, mimpi buruk Si Nyonya Tua bisa jadi tak hanya berada di lapangan, namun di luar lapangan juga. (*)

Pewarta : Sholihin Nur
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Madiun just now

Welcome to TIMES Madiun

TIMES Madiun is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.