Kopi TIMES

Tantangan Pengembangan Wisata Sumba

Selasa, 06 Juni 2023 - 19:59
Tantangan Pengembangan Wisata Sumba Uji W Purnomo, Pegawai Pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Waingapu.

TIMES MADIUN, WAINGAPU – Pulau Sumba, merupakan salah satu pulau di Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan luas sekitar 11.059 kilometer persegi. Pulau Sumba terletak di sebelah selatan pulau Flores, yang terkenal dengan Labuan Bajo-nya. Di timur Pulau Sumba adalah pulau Timor tempat ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur, kota Kupang berada. Nah, di sebelah barat daya terdapat provinsi Nusa Tenggara Barat. Saat ini, pulau Sumba terbagi menjadi 4 kabupaten yaitu Sumba Barat Daya, Sumba Barat, Sumba Tengah dan Sumba Timur.

Pulau Sumba memiliki geografi yang beragam dan menarik. Pulau Sumba terdiri dari sejumlah pegunungan yang membentang di sepanjang pulau. Bagian tengah pulau didominasi oleh Pegunungan Sumba Tengah, yang merupakan rangkaian pegunungan dengan puncak-puncak yang curam dan lembah yang dalam. Puncak tertinggi di Pulau Sumba adalah Gunung Wanggameti dengan ketinggian sekitar 1.225 meter di atas permukaan laut.

Di sepanjang bagian tengah pulau terdapat dataran tinggi yang indah dengan lereng yang curam. Dataran tinggi ini ditumbuhi oleh vegetasi yang lebat dan menjadi habitat bagi berbagai jenis flora dan fauna endemik.

Pulau Sumba memiliki sejumlah lembah yang subur dan hijau yang terletak di antara pegunungan. Lembah-lembah ini menjadi tempat tinggal bagi penduduk setempat dan merupakan tempat untuk pertanian, terutama dalam budi daya padi, jagung, dan ubi jalar. Ada juga beberapa sungai yang mengalir melintasi pulau, yang memberikan pasokan air untuk pertanian dan kehidupan sehari-hari.

Pulau Sumba memiliki iklim tropis dengan curah hujan yang tidak merata sepanjang tahun. Hal ini membuat pertanian di daerah ini menjadi tantangan karena fluktuasi cuaca yang tidak dapat diprediksi. Semakin ke timur, cenderung semakin kering dengan curah hujan yang tidak terlalu besar. Tidak heran, di bagian timur banyak dijumpai bukit dan lembah yang hanya ditumbuhi rumput dan perdu. Ya, padang sabana merupakan hal yang biasa di Pulau Sumba.Hewan ternak yang berkeliaran bebas merupakan hal lumrah di padang sabana.

Potensi Wisata Pulau Sumba

Pulau Sumba, dapat dikatakan merupakan sebuah surga tersembunyi yang belum sepenuhnya dieksplorasi oleh para wisatawan. Pulau ini memiliki potensi wisata yang luar biasa, mulai dari keindahan alamnya yang memukau hingga budaya unik yang masih dijaga dengan baik oleh penduduk setempat.

Pulau Sumba memang sangat menarik untuk dikunjungi. Pulau Sumba menawarkan keindahan alam yang luar biasa. Pantai-pantai yang indah dengan pasir putih dan air laut yang jernih  menjadikan pulau ini sebagai tempat yang sempurna untuk bersantai dan menikmati panorama laut yang mempesona. Pantai-pantainya menawarkan keindahan yang luar biasa dan merupakan surga bagi para penggemar selam dan snorkeling. Bahkan, di bagian selatan menawarkan ombak yang cukup menantang untuk surfing.

Selain pantai, Pulau Sumba juga dikenal dengan keindahan pegunungan dan bukit-bukitnya yang menakjubkan. Tidak hanya bukit hijau dengan pepohonan, tetapi juga bukit yang hanya ditutupi oleh rerumputan. Pemandangan hijau yang luas, berubah coklat di musim kemarau, air terjun yang indah, serta lembah-lembah yang mempesona menciptakan panorama alam yang tak terlupakan. Ada beberapa air terjun yang sudah terkenal dengan keindahan alamnya yang menakjubkan, misalnya air terjun Lapopu dan Tanggedu. Para pengunjung dapat menikmati keindahan alam sambil trekking melalui bukit atau menembus hutan sebelum sampai ke air terjun.

Selain keindahan alamnya, Pulau Sumba juga memiliki kekayaan budaya yang unik. Suku asli Sumba memiliki tradisi dan adat istiadat yang kaya, dan banyak festival adat yang menarik untuk dikunjungi. Festival Pasola, misalnya, adalah sebuah perayaan tradisional yang melibatkan pertunjukan berlari kuda sambil melemparkan tombak. Acara ini tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga memiliki makna spiritual dan keagamaan bagi masyarakat Sumba.

Selain itu, arsitektur tradisional Sumba juga merupakan daya tarik wisata tersendiri. Rumah adat Sumba, memiliki bentuk yang unik dengan atap yang tinggi menjulang dan dinding yang dihiasi dengan ukiran tradisional. Rumah-rumah ini merupakan warisan budaya yang berharga. Selain itu, kain tenun tradisional yang dibuat dengan tangan dengan pewarna alam dengan motif khas Sumba, juga menjadi keunikan. Inilah yang menjadi daya tarik bagi para wisatawan yang ingin mengenal lebih jauh tentang kebudayaan Sumba. 

Bagaimana Menuju Pulau Sumba?

Ada beberapa pilihan moda transportasi dan kota kedatangan untuk menuju Pulau Sumba. Bagi wisatawan yang memilih menggunakan transportasi udara dan memilih Waingapu sebagai kota kedatangan maka akan mendarat di Bandar Udara Umbu Mehang Kunda. Bandar udara ini merupakan bandar udara kelas 2 dengan panjang landasan kurang lebih sekitar 1.800 meter. Dari pusat kota Waingapu jaraknya tidak terlalu jauh, hanya sekitar 5 km. Selain penerbangan domestik komersial terjadwal, terdapat pula penerbangan perintis. Saat ini, penerbangan komersial dilayani oleh maskapai Wings Air dan Citilink. Sedangkan penerbangan perintis dilayani oleh Susi Air dengan berbagai rute. 

Untuk penerbangan domestik dengan rute Waingapu - Denpasar saat ini hanya dilayani oleh Wings Air dengan waktu tempuh kurang lebih 1 jam 40 menit. Untuk penerbangan domestik dengan rute  Waingapu – Kupang dilayani oleh maskapai Wings Air dan Citilink dengan waktu tempuh sekitar 1 jam 20 menit. Dengan demikian, untuk menuju Sumba melalui Waingapu maka wisatawan harus transit di kota Denpasar atau Kupang. Untuk penerbangan perintis, saat ini dilayani oleh maskapai Susi Air. Rute penerbangan perintis yang dilayani adalah Waingapu – Ruteng dan Waingapu - Sabu.

Untuk melanjutkan perjalanan dari Bandar Udara Umbu Mehang Kunda ke pusat kota Waingapu, wisatawan dapat menggunakan taksi ataupun ojek motor dengan tarif sesuai kesepakatan. Namun, seringkali wisatawan tidak perlu menggunakan taksi karena beberapa hotel ada yang menawarkan layanan antar-jemput ke bandara secara gratis.

Kunjungan Wisatawan ke Pulau Sumba

Meskipun belum sepopuler tempat wisata lainnya di Indonesia, keunikan dan keindahan alam Sumba akhir-akhir ini semakin sering terekspose oleh media massa maupun media sosial. Keunikan dan keindahan tersebut tentunya sangat menggoda wisatawan untuk datang ke Sumba. Hal ini terlihat dari kunjungan wisatawan domestik yang jumlahnya terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2020 kunjungan wisatawan domestik memang jumlahnya sangat menurun lebih dari 50%. Hal ini dapat dimaklumi karena adanya pandemi Covid-19 pada tahun tersebut.

Terminal Baru Bandar Udara Umbu Mehang Kunda, Waingapu

Melihat perkembangan wisatawan yang terus meningkat pemerintah pusat tentunya tidak tinggal diam. Sebagai upaya meningkatkan layanan kepada pengguna penerbangan dan sebagai antisipasi jumlah wisatawan yang terus meningkat maka dilakukan renovasi terminal bandara. Terminal lama dirobohkan untuk kemudian dibangun kembali terminal yang baru mulai tahun 2020. Terminal baru Bandar Udara Umbu Mehang Kunda dibangun dengan dana APNB dalam 3 tahap dengan durasi waktu 3 tahun, mulai tahun 2020 sampai dengan tahun 2022. Berdasarkan data dari Aplikasi OMSPAN KPPN Waingapu, untuk pembangunan fisik terminal baru, total dana APBN yang dikeluarkan sebesar Rp97,2 miliar. Yang menarik, sumber dana pada tahap III di tahun 2022 dibiayai dengan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). Apa itu SBSN? SBSN menurut UU Nomor 19 Tahun 2008 adalah surat berharga negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti atas bagian penyertaan terhadap Aset SBSN, baik dalam mata uang rupiah maupun valuta asing. Nah, apabila ada di antara para pembaca yang pernah membeli SBSN, maka bisa jadi telah ikut andil dalam pembangunan terminal bandar udara ini.

Saat ini, wujud bangunan terminal bandar udara Umbu Mehang Kunda yang baru telah terlihat karena memang telah selesai. Bangunannya terlihat sangat megah, terdiri 2 lantai dengan luas kurang lebih 5.400 m2. Daya tampungnya bisa memuat sampai dengan 1.400 penumpang. Desain bangunan juga sangat artistik dan kental dengan nilai budaya lokal yaitu dengan mengadopsi bangunan khas Sumba. Terminal baru dilengkapi dengan counter check in, ruang tunggu, eskalator, AC, toilet, tempat kedatangan dan fasilitas pendukung lainnya. Menurut salah satu pegawai Bandar udara Umbu Mehang Kunda, terminal baru rencananya akan dioperasikan pada tahun 2023 namun waktu pastinya masih belum ditentukan. Tentunya, lebih cepat akan lebih baik demi kenyamanan para pengguna maupun wisatawan yang akan berkunjung ke Sumba. Dan inilah,merupakan salah satu bukti dan wujud dari peran APBN dalam membangun negeri untuk mendukung mobilitas masyarakat setempat maupun wisatawan yang mengunjungi pulau Sumba. 

Tantangan Pengembangan Wisata Pulau Sumba

Setelah terminal baru bandar udara sebagai pintu masuk wisata telah siap, masih banyak tantangan dalam pengembangan wisata yang harus dihadapi dan diselesaikan. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa dalam beberapa tahun terakhir, Pulau Sumba semakin banyak mendapatkan perhatian sebagai destinasi wisata baru. Namun, perlu diperhatikan juga bahwa pengembangan pariwisata di Pulau Sumba harus dilakukan dengan bijak dan bertanggung jawab. Konservasi alam dan perlindungan lingkungan tetap harus menjadi prioritas utama dalam pengembangan pariwisata. Adalah sangat penting untuk selalu menjaga kebersihan dan kelestarian alam serta melibatkan masyarakat lokal dalam upaya pelestarian lingkungan.

Selain itu, pendidikan dan pelatihan pariwisata bagi masyarakat lokal juga penting untuk memperkuat kapasitas mereka dalam mengelola pariwisata secara berkelanjutan dan memanfaatkan potensi ekonomi yang dihasilkan. Apalagi, sebagian besar masyarakat lokal di sekitar lokasi wisata tidak mempunyai latar belakang sebagai pelaku wisata. Karena umumnya masyarakat Sumba adalah petani dan peternak. Dengan memberi pelatihan yang baik dan melibatkan masyarakat lokal secara aktif dalam industri pariwisata, tentu hal ini akan dapat menjadikan masyarakat memperoleh manfaat yang lebih besar dalam hal pembangunan sosial dan ekonominya.

Tantangan berikutnya yang masih perlu mendapatkan perhatian pemerintah, khususnya pemerintah daerah adalah menyediakan sarana dan prasarana yang baik untuk mendukung pariwisata. Dukungan sarana berupa infrastruktur jalan yang baik mutlak diperlukan. Hal ini karena jarak antar tempat wisata di Sumba relatif berjauhan. Secara umum, sarana infrastruktur jalan utama di Sumba, sudah cukup baik. Namun, untuk sarana dan prasarana pendukung misalnya tempat parkir kendaraan yang memadai, toilet yang cukup dan bersih, tempat bersantai atau beristirahat pada akses menuju air terjun yang jauh, tempat berjualan yang layak dan sebagainya masih perlu ditingkatkan. Saya yakin, apabila tantangan dapat diselesaikan maka Sumba yang memiliki segudang potensi wisata, bukan tidak mungkin akan menjadi destinasi wisata andalan berikutnya. Pada akhirnya, dapat membawa manfaat yang baik bagi perekonomian masyarakatnya.

Terakhir, adalah tantangan masih tingginya harga tiket pesawat. Tiket pesawat mulai merangkak naik seiring kenaikan harga bahan bakar pesawat pada tahun 2022. Hal ini menjadi salah satu faktor yang menyebabkan kenaikan harga tiket pesawat. Hingga kini, khususnya untuk rute Denpasar – Waingapu, hampir selalu berada di kisaran tarif batas atas. Tingginya harga tiket tentu dapat memberikan dampak kepada masyarakat umum. Lebih khusus, wisatawan yang ingin berkunjung ke Sumba. Meskipun kalau kita melihat data BPS, kunjungan wisatawan sepertinya terlalu tidak terpengaruh oleh harga tiket pesawat. Jumlah wisatawan periode 2014 – 2022 cenderung terus meningkat dari tahun ke tahun. Kecuali pada tahun 2020 yang mengalami penurunan drastis. Hal ini hampir pasti disebabkan oleh adanya pandemi Covid-19. Namun, apabila pemerintah maupun maskapai penerbangan dapat membuat kebijakan yang mendukung terhadap penurunan harga tiket, maka bukan tidak mungkin kunjungan ke Sumba akan lebih meningkat lagi.

***

*) Oleh: Uji W Purnomo, Pegawai Pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Waingapu.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

Pewarta :
Editor : Faizal R Arief
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Madiun just now

Welcome to TIMES Madiun

TIMES Madiun is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.