Kopi TIMES

Tenaga Kerja dalam Etika Gotong Royong

Jumat, 02 Desember 2022 - 15:12
Tenaga Kerja dalam Etika Gotong Royong Ilustrasi unjuk rasa tenaga kerja, buruh dan mahasiswa di depan Gedung DPRD Kabupaten Majalengka. (Foto: Jaja Sumarja/TIMES Indonesia)

TIMES MADIUN, MALANGTenaga kerja itu bukan modal. Bukan pula investasi.

Dalam banyak hal. Selalu dan selalu. Tenaga kerja, karyawan, buruh, petani gurem, pembantu rumah tangga, ASN honorer, ojol, office boy, kuli bangunan dan lainnya, disamakan dengan modal.  

Teori ekonomi (kapitalisme) cenderung menempatkannya seperti itu. Mereka adalah soal operational cost dan profit margin.

Dalam etika ekonomi gotong royong, mereka bukan modal. Posisi mereka jelas dan tegas: manusia.

Ada simbiosis mutualisme, saling menguatkan, dan saling bergantung dalam etika gotong royong.

Etika ekonomi gotong royong menempatkan tenaga kerja setara dengan pemilik modal. Hubungan keduanya mutualisme, saling menguatkan dan saling bergantung. Modal hanya alat yang menghubungkan keduanya.

Mereka berkolaborasi dan bekerjasama untuk tujuan bersama: mencapai kesejahteraan, kebahagiaan dan kemuliaan sebagai manusia.

Tenaga kerja dalam konteks bernegara

Dalam arti sempit, tenaga kerja sering disebut Sumber Daya Manusia (SDM).

Mereka adalah modal penting untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebuah negara. Oleh karena itu, investasi SDM sangat penting untuk meningkatkan daya saing sebuah negara.

Mendengar pernyataan seperti itu, miris rasanya.

Memang tak salah pernyataan itu. Namun, menempatkan SDM hanya sekadar soal pertumbuhan ekonomi, itu masalah besarnya.

Tugas negara, pemimpin negara, atau negarawan bukan soal pertumbuhan ekonomi semata.

Tugas mereka. Kewajiban mereka, jauh lebih besar: membawa dan mendorong SDM yang ada untuk mencapai kesejahteraan, kebahagiaan dan kemuliaannya sebagai manusia secara mandiri dan berkelompok.

Itu tugasnya.

Tak soal dengan tinggi rendahnya pertumbuhan ekonomi. Tak soal juga dengan tingkat daya saing manusia. Pertumbuhan ekonomi hanya akibat saja. Bukan tujuan.

Kembali ke soal tenaga kerja...

Sekali lagi. Tenaga kerja dan SDM itu bukan sekadar modal dan investasi.

Tenaga kerja itu bukan alat. Tenaga kerja itu manusia.

 

* Oleh Faizal R Arief

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

 

____________
**) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

Pewarta :
Editor : Faizal R Arief
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Madiun just now

Welcome to TIMES Madiun

TIMES Madiun is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.