TIMES MADIUN, LEBAK – Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, dikenal memiliki potensi ikan yang melimpah di Perairan Samudera Hindia. Sekretaris Dinas Perikanan Kabupaten Lebak, Bernardi, menyatakan bahwa potensi ikan Kabupaten Lebak di pesisir selatan atau Perairan Samudera Hindia mencapai sekitar 10 ribu ton, namun hingga saat ini baru sekitar 6.000 ton yang berhasil dihasilkan.

Menurut Bernardi, masih ada potensi ikan Kabupaten Lebak sekitar 4.000 ton yang bisa dimanfaatkan untuk memasok ikan ke luar daerah. Hasil tangkapan ikan di Lebak tidak hanya memenuhi kebutuhan di wilayah Banten, tetapi juga menjadi penopang pasokan ikan untuk wilayah Bogor, Jawa Barat, dan DKI Jakarta.

Pemerintah daerah, provinsi, dan Kementerian Kelautan bekerja sama untuk mengoptimalkan penyaluran bantuan sarana alat tangkap seperti jaring dan armada kapal, serta memberikan subsidi bahan bakar minyak (BBM) kepada nelayan. Selain itu, nelayan juga dilibatkan dalam pelatihan dan bimbingan teknis untuk meningkatkan produksi tangkapan ikan, dengan tujuan memenuhi ketersediaan pangan nasional dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir.

Meskipun ada potensi besar dalam sektor perikanan, pola hidup konsumtif masyarakat pesisir menjadi perhatian. Nelayan kadangkala menghadapi kesulitan ketika pendapatan mereka naik turun, terutama saat menghadapi paceklik akibat cuaca buruk. Untuk mengatasi masalah ini, para nelayan diingatkan untuk menabung.

"Kami minta nelayan saat panen dan pendapatan meningkat dapat menyisihkan uang untuk menabung sehingga bila terjadi paceklik mereka tidak terlilit utang," katanya Kamis, (26/10/2023).

Jenis tangkapan ikan pelagis di pesisir Kabupaten Lebak sangat diminati dan bahkan mencapai pasar ekspor karena termasuk dalam kategori terbaik di Indonesia. Ikan pelagis besar seperti tuna, cakalang, layur, tenggiri, marlin, wahoo, sarden, barakuda, dan tongkol memiliki harga bervariasi, berkisar antara Rp30 ribu hingga Rp95 ribu per kilogram. Ikan pelagis juga digunakan dalam pengolahan makanan seperti abon ikan, kerupuk ikan, dan baso ikan, menciptakan peluang bisnis yang cukup besar.

Dengan jumlah nelayan sekitar 3.635 orang dan produksi tangkapan mencapai 600-700 ton per tahun, Kabupaten Lebak mencatatkan perputaran uang yang signifikan dari hasil transaksi pelelangan, mencapai Rp7 miliar per bulan dan Rp84 miliar per tahun. Potensi melimpahnya hasil perikanan tangkap di Kabupaten Lebak memberikan peluang besar bagi pertumbuhan industri pengolahan produk perikanan, termasuk pengolahan ikan beku dan daging fillet.

Potensi Ikan Kabupaten Lebak memiliki pengaruh yang signifikan pada pangan nasional dan ekonomi masyarakat pesisir. Dukungan dari pemerintah dan pemangku kepentingan terus berlanjut untuk memastikan potensi ini dapat dimanfaatkan secara optimal. (*)