TIMES MADIUN, MADIUN – Minim sumber daya alam bukan halangan membuat destinasi wisata di wilayah perkotaan. Wisata budaya dan wisata buatan menjadi pilihan bagi Kota Madiun yang saat ini tengah merancang program kelurahan wisata.
Menggali potensi budaya dan kearifan lokal menjadi modal besar bagi kota pendekar sebagai daya pikat wisatawan. Kecamatan Manguharjo menjadi salah satu wilayah yang digadang sukses merintis kelurahan wisata dengan potensi lokal yang dimiliki.
"Setiap budaya adalah atraksi wisata dan setiap tempat adalah destinasi wisata. Itu adalah salah satu prinsip membangun pariwisata," ujar Bernadi Sabit Dangin praktisi pariwisata saat menjadi narasumber kegiatan fasilitasi pengembangan usaha ekonomi masyarakat melalui rintisan pembentukan kelurahan wisata di Kecamatan Manguharjo.
Bernadi mencontohkan sejumlah destinasi wisata yang berhasil memancing wisatawan datang meskipun tidak memiliki potensi sumber daya alam. Penggagas dan penggerak Desa Wisata Gunungsari tersebut juga mengajak salah seorang wisatawan asal Korea Selatan yang tengah berkunjung ke Madiun.
"Kenapa kota kecil seperti Madiun justru menarik untuk dikunjungi wisatawan? Karena disini mereka menemukan sesuatu yang beda dengan tempat wisata besar lainnya," ungkap Bernardi.
Paparan RPJMD dan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kota Madiun oleh narsum dari Bappeda. (Foto: Yupi Apridayani/TIMES Indonesia)
Rakgyu Lim seorang traveler dan youtuber asal Seoul, Korea Selatan yang datang bersama Bernardi mengungkapkan ingin merasakan traveling di kota kecil sekaligus berinteraksi dengan warga lokal. Baginya hal itu lebih menarik dibanding harus bertemu dengan wisatawan mancanegara yang banyak ditemui di tempat wisata populer.
"Saya baru dua hari di Madiun. Rencana mau dua minggu di sini. Saya lebih suka mengunjungi kota kecil," tutur Rakgyu.
Sekretaris Kecamatan Manguharjo Oktariansyah mengungkapkan, rintisan pembentukan kelurahan wisata akan diawali dengan pembentukan kelembagaan kelompok sadar wisata (pokdarwis) di tingkat kecamatan. Anggota pokdarwis adalah perwakilan pegiat pariwisata dari kelurahan.
"Rencana ke depan, kita bangun konetivitas destinasi wisata dari beberapa kelurahan di wilayah Kecamatan Manguharjo," jelasnya.
Menurutnya, banyak potensi lokal yang bisa dikembangkan menjadi produk wisata. Di antaranya keberadaan perguruan pencak silat di Kelurahan Winongo, bangunan kuno di komplek Pabrik Gula Rejoagung di Kelurahan Patihan, kampung tematik di Kelurahan Madiun Lor, Pasar Jadoel di Kelurahan Ngegong serta area pekarangan pangan lestari yang tersebar di sejumlah kelurahan lain.
"Jika digali, cukup banyak potensi di Kecamatan Manguharjo yang bisa dijadikan destinasi unggulan," ungkapnya.
Selain praktisi pariwisata, kegiatan fasilitasi rintisan pembentukan kelurahan wisata di Kecamatan Manguharjo juga menghadirkan narasumber Septian Dwi Kharisma dari Kompas Madya komunitas pegiat sejarah.
Septian memaparkan kajian historis tentang Madiun dan sejumlah tradisi lokal di beberapa kelurahan yang tercatat di dokumen sejarah.
Juga hadir Yoga Pratomo narasumber dari Bappeda Kota Madiun. Yoga membeberkan RPJMD 2025-2030 dan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kota Madiun sebagai landasan program kelurahan wisata sebagai implementasi urban tourism yang memadukan sumber daya seni budaya kuliner dan makanan khas taman perkotaan dan pendidikan.
Rintisan kelurahan wisata di Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun nantinya akan melibatkan sejumlah stake holder. Di antaranya paguyuban lapak UMKM, LPMK, pokdarwis, pegiat seni budaya, pelaku UMKM, pemerintah kelurahan, LSM, pegiat parekraf serta media massa. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Rintis Kelurahan Wisata di Kota Madiun, Manguharjo Siapkan Destinasi Unggulan
Pewarta | : Yupi Apridayani |
Editor | : Deasy Mayasari |