TIMES MADIUN, JAKARTA – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengajak para santri di seluruh Indonesia untuk meneladani jejak ulama-ulama terdahulu yang mampu melahirkan karya monumental sekaligus membangun peradaban dunia, jelang peringatan Hari Santri 2025.
“Tradisi pesantren kita kaya dengan warisan intelektual. Dari sinilah lahir ulama, pemikir, sekaligus pemimpin umat. Pesantren harus tampil sebagai pusat lahirnya generasi yang mampu berperan dalam percaturan global,” ujar Menag Nasaruddin Umar di Jakarta, Senin (15/9/2025).
Pesantren sebagai Episentrum Peradaban
Nasaruddin menegaskan, pesantren memiliki potensi besar untuk menjadi episentrum peradaban Islam dunia, asalkan para santri mampu menghidupkan kembali semangat keilmuan para ulama pendahulu.
Menurut dia, pesantren tidak hanya berperan sebagai pusat pendidikan agama, tetapi juga menjadi lembaga yang berkontribusi nyata dalam pembangunan bangsa.
Teladan dari Ulama Klasik
Menag menyinggung kisah ulama klasik yang bisa menjadi teladan bagi santri masa kini. Dia menyebutkan Imam Al-Ghazali, misalnya, menulis karya monumental Ihya Ulumuddin untuk membangkitkan spiritualitas umat. Ibn Rushd mampu menjembatani ilmu agama dengan filsafat hingga menjadi rujukan penting bagi dunia Barat. Syekh Abdul Qadir al-Jailani mengajarkan pentingnya kejujuran dalam menuntut ilmu, sebagaimana pesan ibunya: “Jangan bohong, maka selamat.”
“Mereka adalah contoh bagaimana seorang ulama tidak hanya menguasai teks agama, tetapi juga ilmu pengetahuan luas yang membangun peradaban,” jelas Nasaruddin.
Perpaduan Ilmu Agama dan Sains
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa kejayaan peradaban Islam di Baghdad menjadi bukti pentingnya sinergi antara ulama, ilmuwan, dan filosof.
“Tidak boleh ada pemisahan ilmu. Santri harus menguasai kitab sekaligus terbuka pada sains dan teknologi modern. Dengan begitu, pesantren akan melahirkan generasi alim, cerdas, dan siap memimpin,” kata Nasaruddin.
Hari Santri 2025
Dalam rangka memperingati Hari Santri ke-10, Kementerian Agama menyiapkan sejumlah agenda khusus. Rangkaian acara meliputi halaqah ulama, cek kesehatan gratis (CKG), hingga peninjauan program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag, Suyitno, menegaskan bahwa momentum Hari Santri harus menjadi kesempatan untuk memperkuat peran pesantren dalam pembangunan bangsa.(*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Menteri Agama Nasaruddin Umar Ajak Santri Teladani Ulama Besar
Pewarta | : Antara |
Editor | : Imadudin Muhammad |