TIMES MADIUN, MADIUN – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) melatih delegasi dari negara Kenya terkait pengelolaan program Keluarga Berencana (KB) dan kesehatan reproduksi. Kota Madiun menjadi tuan rumah kegiatan internasional ini.
Pelatihan digelar melalui tatap muka langsung di Kota Madiun, Jawa Timur, 17-23 September 2023 dan diikuti 11 peserta terdiri dari pejabat Pemerintah Kenya (NCPD), dokter umum, dokter spesialis kebidanan dan kandungan, bidan-bidan, akademisi keluarga berencana dan kesehatan ibu dan anak dari Universitas Kenyatta.
Didampingi oleh Kedutaan Kenya untuk Indonesia, kegiatan ini juga dihadiri tiga perwakilan dari Organisasi Internasional Partners in Population and Development (PPD) sebagai observer. Hadir juga perwakilan dari Bangladesh.
Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan BKKBN, Prof. drh. Muhammad Rizal Martua Damanik, M.Rep.Sc, Ph.D mengatakan, pelatihan internasional bagi peserta dari Kenya bertema Training on Improving Family Planning and Reproductive Health Programs for Kenya Government.
Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Kenya merupakan anggota Mitra Perkembangan Kependudukan dan merupakan anggota South-South and Triangular Cooperation (SSTC).
Kedua pemerintah mempunyai kepedulian sama terhadap pentingnya pengembangan kualitas manusia yang ditunjukkan dengan lembaga bidang kependudukan.
Pada tahun 2022 melalui The National Council for Population and Development (NCPD), Kenya menyampaikan keinginan untuk belajar dari Indonesia melalui pelatihan dan berbagi pengalaman Pengelolaan Program Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi.
“Saat ini, Kenya memiliki indikator kesehatan berupa Maternal Mortality Rate (MMR) sebesar 342 per 100.000 kelahiran hidup berdasarkan data tahun 2017. Salah satu strategi untuk menurunkan MMR adalah dengan kontrasepsi. Penggunaan alat kontrasepsi memungkinkan jarak antar anak diatur dan melindungi ibu dari empat penyebab kematian ibu. Kesuksesan Indonesia ini menjadi pembelajaran bagi negara lain di dunia, khususnya Asia dan Afrika. Pada tahun 2022, Indonesia meraih penghargaan dari United National Population Award 2022," kata Prof. Rizal, Senin (18/9/2023).
Menurutnya, Indonesia juga aktif terlibat dalam forum internasional mengenai isu kependudukan dan pembangunan seperti The Commission on Population and Development (CPD) ke-54 tahun ini yang menyoroti keterkaitan gizi, ketahanan pangan, dan kesehatan reproduksi serta menjamin nutrisi yang tepat untuk mengoptimalkan kesehatan ibu hamil, ibu dan bayi baru lahir khususnya mencegah bayi baru lahir dari gizi buruk dan stunting.
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, setelah Tiongkok, India, dan Amerika Serikat. Indonesia mempunyai jumlah penduduk terbesar di Asia Tenggara (40 persen dari penduduk Asia Tenggara). Berdasarkan Sensus Penduduk Indonesia 2020, jumlah penduduk sebanyak 270,6 juta jiwa dengan kelompok umur 15-64 tahun sebesar 74,7 persen atau setara dengan 191 juta jiwa. Laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,25 persen per tahun.
Selain itu, Prof. Rizal juga menyampaikan praktik baik yang telah dilakukan BKKBN dan mitra terkait dalam rangka Percepatan Penurunan Stunting (PPS) di Indonesia, di antaranya; Dapur Sehat Atasi Stunting yang bertujuan meningkatkan kualitas dan status gizi masyarakat dalam upaya mempercepat penurunan stunting melalui pendekatan konvergensi di tingkat desa.
Kedua, aplikasi Elektronik Siap Nikah dan Hamil (Elsimil) sebagai alat skrining untuk mendeteksi faktor risiko calon pengantin; menghubungkan mereka dengan media edukasi tentang kesiapan menikah dan hamil; alat untuk memantau menjalankan pengobatan dan mempersiapkan kehamilan yang sehat.
Ketiga, Kampung KB, yang diartikan sebagai satuan wilayah pada tingkat desa di mana terdapat integrasi dan konvergensi dalam pelaksanaan pemberdayaan dan penguatan kelembagaan keluarga dalam segala dimensinya guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia, keluarga, dan masyarakat.
Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup di desa melalui program dan intervensi dari masyarakat dan sektor swasta serta masyarakat.
Kota Madiun Tuan Rumah Pelatihan
Hadir juga Wali Kota Madiun Drs. H. Maidi, S.H, M.M, M.Pd yang menyampaikan semangat dan apresiasinya kepada seluruh peserta dan penyelenggara pelatihan.
Dia menyebutkan pelatihan ini merupakan salah satu bentuk kerjasama internasional yang sangat penting dalam upaya percepatan penurunan stunting, keluarga berencana, dan kesehatan reproduksi. Saat ini angka stunting di Kota Madiun semakin turun, tercatat di angka 12,4 persen di 2021 dan tinggal 9,7 persen di 2022.
Maidi mengatakan hal itu tentu tidak terlepas dari upaya serius Pemerintah Kota Madiun. Saat ini, Maidi mengatakan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2022 Kota Madiun 82,01 berada di peringkat ketiga se-Jawa Timur dan peringkat ke-22 se-Indonesia.
Maidi menyampaikan beberapa program percepatan penurunan stunting yang telah dilakukan di Kota Madiun, di antaranya Warung Stop Stunting (WSS) di Lapak UMKM di setiap kelurahan. Setiap pekan ada paket makanan bergizi.
Mulai dari beras, telur, daging, buah, dan lain sebagainya. Keluarga yang terdata akan mendapatkan voucher untuk ditukar paket makanan bergizi.
Selain mencukupi kebutuhan pokok dan sayuran gratis, sasaran WSS juga dibekali konsumsi makanan siap saji, asupan protein hingga uang saku belanja di lapak UMKM. WSS menyasar sekitar 922 jiwa yang terdiri dari anak dan ibu hamil di Kota Madiun.
Selain itu, Pemerintah Kota Madiun juga melakukan program pencukupan gizi, imunisasi, jambanisasi, kampung KB, Program Keluarga Harapan, posyandu, hingga kampanye gemar makan ikan. (*)
Pewarta | : Aditya Candra |
Editor | : Bambang H Irwanto |